Orang Kaya RI Bertambah, Ketimpangan Sosial Makin Jelas
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Staf Ahli Wakil Presiden (Wapres) Sofjan Wanandi mengatakan, ketimpangan sosial terjadi juga karena jumlah orang terkaya di Indonesia meningkat.
Hal tersebut tertuang dalam list daftar orang terkaya di Indonesia yang dipublikasikan Forbes. Namun, harta mereka saat ini ada yang tergerus atau kekayaannya turun karena harga batu bara dan kelapa sawit turun.
"Pasti ada, tapi angka-angka yang mereka dapat itu baca dari mereka punya laporan keuangan. Harta mereka sekarang ada yang tergerus lantaran harga batu bara dan kelapa sawit juga turun," kata dia di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Sofjan mengatakan, hal tersebut tidak berdampak pada pajak penerimaan. Pajak penerimaan turun karena ekonomi Indonesia sedang melemah.
"Pajak turun karena ekonomi turun. Tapi indikasinya bukan karena mereka yang kaya kebanyakan taruh duit di luar negeri. Misalnya, di luar negeri sekarang you masukin dana buat apa. Bisnis luar negeri pada turun semua, kita masih lebih baik tumbuh 4,8%. Di luar negeri kecuali Pilipina tumbuhnya enggak lebih baik dari kita. China di bawah 6%. Gimana mau masuk wong Indonesia lebih baik," jelasnya.
Hanya saja, saat ini mereka takut masuk ke Indonesia lantaran di Indonesia, kata Sofjan rentan akan kepastian hukum dan bunga yang tinggi.
"Ya, mereka takut masuk karena ketidakpastian hukumnya tinggi, ada ribut sana sini. Dan juga bunga kita masih lebih tinggi dibanding yang lain. Singapura cuma kasih bunga 1%. Kita 4%-5% bunganya," pungkas dia.
Hal tersebut tertuang dalam list daftar orang terkaya di Indonesia yang dipublikasikan Forbes. Namun, harta mereka saat ini ada yang tergerus atau kekayaannya turun karena harga batu bara dan kelapa sawit turun.
"Pasti ada, tapi angka-angka yang mereka dapat itu baca dari mereka punya laporan keuangan. Harta mereka sekarang ada yang tergerus lantaran harga batu bara dan kelapa sawit juga turun," kata dia di Jakarta, Selasa (8/12/2015).
Sofjan mengatakan, hal tersebut tidak berdampak pada pajak penerimaan. Pajak penerimaan turun karena ekonomi Indonesia sedang melemah.
"Pajak turun karena ekonomi turun. Tapi indikasinya bukan karena mereka yang kaya kebanyakan taruh duit di luar negeri. Misalnya, di luar negeri sekarang you masukin dana buat apa. Bisnis luar negeri pada turun semua, kita masih lebih baik tumbuh 4,8%. Di luar negeri kecuali Pilipina tumbuhnya enggak lebih baik dari kita. China di bawah 6%. Gimana mau masuk wong Indonesia lebih baik," jelasnya.
Hanya saja, saat ini mereka takut masuk ke Indonesia lantaran di Indonesia, kata Sofjan rentan akan kepastian hukum dan bunga yang tinggi.
"Ya, mereka takut masuk karena ketidakpastian hukumnya tinggi, ada ribut sana sini. Dan juga bunga kita masih lebih tinggi dibanding yang lain. Singapura cuma kasih bunga 1%. Kita 4%-5% bunganya," pungkas dia.
(izz)