Harga Minyak Dunia Naik Tipis

Rabu, 09 Desember 2015 - 09:17 WIB
Harga Minyak Dunia Naik...
Harga Minyak Dunia Naik Tipis
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada hari ini naik tipis setelah dolar Amerika Serikat (USD) melemah dan impor komoditas China cukup kuat. Namun, harga akan tetap rendah untuk beberapa waktu karena kelebihan pasokan.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/12/2015), harga minyak mentah berjangka AS sebesar USD38,11 per barel pada pukul 00.48 GMT (07:48 EST), naik 60 sen dari sebelumnya.

Para pedagang mengatakan, pemulihan hari ini sebagian besar merupakan hasil dari short covering, pelamahan USD yang membuat minyak lebih mahal bagi importir yang menggunakan mata uang lainnya di dalam negeri. Selain itu, impor minyak China yang kuat, pemerintah mengambil keuntungan dari minyak murah untuk membangun cadangan strategis.

Analis mengatakan, ada sejumlah faktor termasuk USD yang kuat, melemahnya permintaan global, melonjak perlengkapan serta pembalikan dari guantitave easing (QE) premium dengan Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

"Apapun masalahnya, indeks CRB melayang terendah 13 tahun dan harga minyak dekat dengan tujuh tahun menunjukkan bahwa produsen komoditas pada umumnya sulit melakukannya," kata ANZ Bank.

Kelebihan pasokan minyak antara 5-2.000.000 barel per hari lebih dari permintaan, harga telah turun hampir dua pertiga sejak 2014, dan sebagian besar analis mengatakan mereka tidak melihat harga akan naik tinggi sampai akhir 2016.

"Harga minyak yang rendah akan terus membebani kredit eksportir pada 2016," kata lembaga pemeringkat Fitch.

Fitch memperkirakan harga minyak mentah brent rata-rata USD55 per barel tahun depan dan akan naik menjadi USD65 per barel pada 2017.

"Dampak dari harga jatuh dari pertengahan 2014 dan perubahan asumsi harga minyak kita telah menjadi pendorong utama tindakan sovereign rating," kata Fitch.

Pihaknya telah menurunkan beberapa negara penghasil minyak dan juga menempatkan eksportir minyak terbesar di dunia, Arab Saudi pada outlook negatif.

Sementara, produsen menderita harga rendah, konsumen memperoleh manfaat. "Harga jatuh merupakan rezeki kepada konsumen dan pengguna hilir. Hampir 30% penurunan harga minyak sejak awal tahun ini menyajikan dorongan deflasi besar," kata ANZ.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0192 seconds (0.1#10.140)