Harga Rumah Tahun Depan Naik 15%

Rabu, 09 Desember 2015 - 22:00 WIB
Harga Rumah Tahun Depan...
Harga Rumah Tahun Depan Naik 15%
A A A
SEMARANG - Harga rumah seluruh tipe pada 2016 dipastikan akan ada kenaikan antara 10-15%. Kenaikan tersebut seiring terus naiknya harga tanah dan juga bahan bangunan.

Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas dan Publikasi, Dibya K Hidayat mengatakan, kenaikan harga rumah setiap tahun pasti akan terjadi, tergantung dengan kondisi pasar.

“Kenaikannya pasti akan naik, tapi kapan kita belum tahu, karena juga melihat kondisi pasar. Jangan sampai dengan kenaikan harga akan berpengaruh terhadap pasar perumahan itu sendiri,” ujarnya, Rabu (9/12/2015).

Menurut Dibya, kenaikan baru bisa dilakukan ketika kondisi pasar perumahan cukup baik. Namun, ketika kondisi pasar lesu pihaknya tidak akan buru-buru untuk menaikkan harga jual.

Dia mengungkapkan, harga material bangunan menjadi salah satu faktor utama kenaikan harga rumah. Kenaikan harga bahan bangunan pengembang mau tidak mau menaikan harga jual. "Kalau harga tanah naik, kita masih bisa menunda kenaikan harga jual rumah, tapi kalau sudah bahan bangunan itu yang susah, karena dampaknya lebih besar,” imbuhnya.

Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada rumah komersil saja, namun juga rumah sederhana bersubsidi atau rumah dengan Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perbankan (FLPP).

Wakil Ketua REI Jateng Bidang Perumahan Sederhana, Andi Kurniawan menambahkan, untuk rumah sederhana kenaikannya masih menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dia mengatakan, REI Jateng sebelumnya telah mengusulkan kenaikan harga untuk rumah sederhana yang sebelumnya Rp115 juta menjadi Rp150 juta. Hanya saja, REI pesimis usulan tersebut akan dikabulkan.

“Kalau kenaikan pasti memang ada, tapi memang mungkin belum bisa sesuai dengan yang kami harapkan. Kita memperkirakan tahun depan harga rumah bersubsidi sekitar Rp120 juta/unit,” tambahnya.

Andi menyebutkan, realisasi pembangunan perumahan bersubsidi atau perumahan dengan FLPP pada tahun ini, baru terealisasi sebanyak 3.000 unit dari total target 13 ribu unit. Capaian tersebut jelas belum mampu mendukung program 1 juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi-Jk.

Tidak terealisasinya pembangunan rumah bersubsidi, bukan karena tidak adanya peminat atau pasar, mengingat selama ini backlog perumahan di Jawa Tengah masih cukup tinggi yakni mencapai 400 ribu unit dan terus meningkat.

“Salah satu hal yang menghambat pembangunan perumahan rakyat adalah masalah perizinan. Perizinan di kabupaten/kota masih terlalu rumit dan prosesnya lama,” imbuhnya.

Karena itu, pihaknya berharap perizinan bisa dipercepat dan lebih fleksibel, untuk mendorong percepatan pembangunan satu juta rumah. “Memang tahun ini pasti tidak akan terealisasi, oleh karena itu target tersebut akan direalisasikan pada tahun 2016 mendatang, yang tentunya harus mendapatkan dukungan dari masing-masing daerah,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0897 seconds (0.1#10.140)