MEA Keuntungan bagi UKM di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Womenpreneur Community memandang era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memberi keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Untuk itu, MEA harus dilihat sebagai peluang bukan hambatan.
Founder Womenpreneur Community Irma Sustika mengemukakan, dengan diterapkan MEA pelaku usaha nasional diberi keuntungan bisa mengenalkan produknya di kancah internasional.
"Bisnis itu bukan hanya modal nekat, tapi dibangun. Ibarat membangun gedung harus ada blue print, gedung pasti ambuk karena fondasinya tidak kuat, begitu juga usaha. Untuk itu, dibutuhkan network dan tahu siapa marketnya," ujar Irma, dalam talk show bertema 'Kesiapan UKM Perempuan pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN' di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Baca: UKM Perempuan Harus Tingkatkan Pengetahuan
Dia menjelaskan, melalui komunitas Womenpreneur hingga saat ini sudah terdapat 12.000 wirausaha perempuan yang tergabung dari seluruh Indonesia. Sebagian besar dari mereka belum cukup siap menghadapi MEA. Namun, melalui pembinaan dan pendampingan, dia optimistis UKM perempuan bisa bersaing dengan negara lain.
"Siap atau tidak siap akan tetap diberlakukan, karena banyak peluang yang bisa kita ambil. Indonesia mempunyai portensi yang besar, untuk itu harus dipersiapkan untuk menuju pasar global," katanya.
Selain mengadakan seminar, Koran SINDO, Sindonews dan Alfamidi juga menggelar acara Alfamidi Womenprenuer Awards 2015. Dari 10 finalis, terpilih Devi Indah pembuat kerajinan tas dengan merek Flurry sebagai juara utama. Juara kedua diraih Febby dengan produk kue asem Jawa. Pemenang ketiga Tri Utami, usaha kopi tarakan, dan juara favorit yaitu Wuryaningtyas, usaha jasa pengasuhan anak.
GM Marketing Alfamidi, Rini Hestrinalia mengungkapkan penganugerahan pelaku usaha kecil dan menengah bagi perempuan ini adalah yang kedua diselanggarakan. Tujuan dari Alfamidi Womenpreneur adalah upaya perseroan mendukung kaum ibu rumah tangga yang aktif memberikan tambahan pemasukan bagi keluarga.
"Perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya, peserta tahun ini berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, berbeda jika tahun lalu yang hanya berasal dari wilayah Jabodetabek," katanya.
Dari 100 lebih peserta UKM perempuan yang mendaftar, dipilihlah 50 besar. Lalu dengan penilaian dari empat dewan juri, dipilih lagi 10 orang finalis untuk masuk ke tahap final. Peserta yang terpilih harus bisa membaca pasar, berinovasi dan kreatif. Selain itu, mempunyai potensi pasar yang besar.
Founder Womenpreneur Community Irma Sustika mengemukakan, dengan diterapkan MEA pelaku usaha nasional diberi keuntungan bisa mengenalkan produknya di kancah internasional.
"Bisnis itu bukan hanya modal nekat, tapi dibangun. Ibarat membangun gedung harus ada blue print, gedung pasti ambuk karena fondasinya tidak kuat, begitu juga usaha. Untuk itu, dibutuhkan network dan tahu siapa marketnya," ujar Irma, dalam talk show bertema 'Kesiapan UKM Perempuan pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN' di Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Baca: UKM Perempuan Harus Tingkatkan Pengetahuan
Dia menjelaskan, melalui komunitas Womenpreneur hingga saat ini sudah terdapat 12.000 wirausaha perempuan yang tergabung dari seluruh Indonesia. Sebagian besar dari mereka belum cukup siap menghadapi MEA. Namun, melalui pembinaan dan pendampingan, dia optimistis UKM perempuan bisa bersaing dengan negara lain.
"Siap atau tidak siap akan tetap diberlakukan, karena banyak peluang yang bisa kita ambil. Indonesia mempunyai portensi yang besar, untuk itu harus dipersiapkan untuk menuju pasar global," katanya.
Selain mengadakan seminar, Koran SINDO, Sindonews dan Alfamidi juga menggelar acara Alfamidi Womenprenuer Awards 2015. Dari 10 finalis, terpilih Devi Indah pembuat kerajinan tas dengan merek Flurry sebagai juara utama. Juara kedua diraih Febby dengan produk kue asem Jawa. Pemenang ketiga Tri Utami, usaha kopi tarakan, dan juara favorit yaitu Wuryaningtyas, usaha jasa pengasuhan anak.
GM Marketing Alfamidi, Rini Hestrinalia mengungkapkan penganugerahan pelaku usaha kecil dan menengah bagi perempuan ini adalah yang kedua diselanggarakan. Tujuan dari Alfamidi Womenpreneur adalah upaya perseroan mendukung kaum ibu rumah tangga yang aktif memberikan tambahan pemasukan bagi keluarga.
"Perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya, peserta tahun ini berasal dari seluruh wilayah di Indonesia, berbeda jika tahun lalu yang hanya berasal dari wilayah Jabodetabek," katanya.
Dari 100 lebih peserta UKM perempuan yang mendaftar, dipilihlah 50 besar. Lalu dengan penilaian dari empat dewan juri, dipilih lagi 10 orang finalis untuk masuk ke tahap final. Peserta yang terpilih harus bisa membaca pasar, berinovasi dan kreatif. Selain itu, mempunyai potensi pasar yang besar.
(dmd)