Jelang MEA, Ekonom Ajak Perkuat Peran Masyarakat Kelas Menengah

Sabtu, 12 Desember 2015 - 13:32 WIB
Jelang MEA, Ekonom Ajak...
Jelang MEA, Ekonom Ajak Perkuat Peran Masyarakat Kelas Menengah
A A A
JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri mendorong untuk memperkuat peran masyarakat kalangan kelas menengah dalam pembangunan, terutama untuk ikut mengatasi persoalan bangsa. Acuhnya kelas menengah dalam pembangunan menurutnya akan melemahkan kesiapan bangsa menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dia menambahkan dalam mengatasi persoalan bangsa diperlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan. Tidak hanya pemerintah, namun juga masyarakat di segala lapisan. Namun menurutnya sangat disayangkan terjadi stagnasi peran di kalangan masyarakat menengah.

"Padahal masyarakat kelas menengah seharusnya bisa menjadi motor penggerak menuju Indonesia lebih baik. Namun sayang, kelas menengah kita malah bersikap strata menengah yang lebih konsumtif,” jelasnya dalam Diskusi Panel Serial ke-5 Dinamika Proses Keindonesiaan yang digelar Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), di Plenary Hall Jakart Convention Cente (JCC), Sabtu (12/12/2015).

Seperti diketahui, masyarakat menengah adalah kelompok masyarakat bermodal ekonomi, budaya intelektual, politik, budaya birokrasi, dan seni. Dia berharap masyarakat kelas menengah dapat bersikap lebih kritis dan terlibat aktif dalam lingkungannya.

"Banyak persoalan negara ini yang bisa dilakukan kelas menengah seperti bersikap kritis terhadap pengelolaan sumber daya alam, melindungi rakyat dari ganasnya pasar dan globalisasi dan memperkuat jantung perekonomian," sambungnya.

Menurutnya banyak fenomena yang patut disikapi karena berkembang di tengah masyarakat. Diantaranya terkait semakin banyaknya impor pangan dan produk manufaktur, serta energi. Fenomena maraknya impor tersebut dimulai pada 2007 hingga saat ini.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), Pontjo Sutowo mengatakan keacuhan masyarakat kelas menengah akan berdampak pada melemahnnya kesiapan bangsa menghadapi Pasar Bebas ASEAN.

"Karena faktannya masyarakat Indonesia sebenarnya belum siap bersaing dalam suatu sistem pasar bebas yang benar-benar terbuka," jelas
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7063 seconds (0.1#10.140)