Kemenhub Perkirakan Penyerapan Anggaran di Bawah 80%
Kamis, 17 Desember 2015 - 00:36 WIB

Kemenhub Perkirakan Penyerapan Anggaran di Bawah 80%
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan penyerapan anggaran hingga akhir 2015 diperkirakan di bawah presentase 80% dari total anggaran tahun ini sebesar Rp65 triliun.
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan, bahwa presentase penyerapan di bawah 80% tersebut karena adanya penghematan 5% dari total anggaran atau sekitar Rp2 triliun. Di sisi lain, pengadaan pekerjaan yang tak bisa diselesaikan karena tenggat waktu yang singkat sebesar Rp10 triliun, serta proses administrasi yang masih diragukan sekitar Rp1 triliun.
"Kalau yang tidak bisa selesai, bisa dialokasikan tahun depan saja atau pada tahun anggaran berikutnya. Yang jelas pengerjaan proyek di Kementerian Perhubungan harus melewati tahapan prakualifikasi dan sudah sesuai dengan kebutuhan," ujarnya, dalam Kinerja 2015 dan Outlook 2016 Kementerian Perhubungan di Hotel Mercure Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Sementara, untuk tahun 2016 Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp48,465 triliun dengan rincian belanja modal Rp30,529 triliun, belanja pegawai Rp2,952 triliun, belanja barang operasional Rp2,947 triliun serta belanja non operasional Rp12,648 triliun.
Dari total Rp48,465 tersebut sebanyak Rp40 triliun atau 80% diantaranya akan dialokasikan pada infrastruktur peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, peningkatan kualitas pelayanan serta peningkatan kapasitas. Sedangkan sisanya, Rp8,02 triliun akan dialokasikan untuk tata kelola dan regulasi.
"APBN tahun depan kita alokasikan paling besar ada pada peningkatan kapasitas transportasi senilai Rp24,810 triliun, kemudian peningkatan keselematan dan kemanan transportasi Rp12,501 triliun dan peningkatan kualitas layanan Rp3,132 triliun. Sisanya sekitar Rp8 triliun kita tingkatkan pada tata kelola dan regulasi seperti penataan organisasi dan sebagainya," ucapnya.
Menurut Jonan, sejumlah program peningkatan kapasitas yang bakal dilaksanakan kementeriannya antara lain pembangunan dan pengembangan terminal dan pelabuhan sungai, danau, penyeberangan; pengembagan infrastruktur wilayah tertinggal, terluas dan perbatasan negara; pembangunan kapal dan pengadaan bus; pengerukan alur' subsidi pelayanan perintis lalu lintas angkutan jalan, penyeberangan, angkutan laut, udara maupun kereta api.
Sementara terkait peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, imbuh Jonan, diantaranya program sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan penerbangan serta pelaksanaan pelatihan maupun pendidikan dan latihan.
Dia melanjutkan bahwa pada 2016, kementeriannya akan berkomitmen menjalankan penyederhanaan perizinan di sektor transportasi dalam rangka memperpendek waktu pengurusan izin. "Akan ada integrasi sistem teknologi informasi dan komunikasi di Pusat data dan informasi serta pengembangan dan pembangunan sistem perijinan online untuk memperpendek proses dan waktu layanan," imbuhnya.
Pencapaian 2015
Jonan juga mengklaim, Kemenhub telah melakukan sejumlah pencapaian pada 2015. Diantaranya sektor perkeretaapian yang mampu menyelesaikan pembangunan 186,99 kilometer (km) rel kereta api (KA) yang tersebar di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Pada sektor perhubungan laut, Jonan menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan 150 pelabuhan non komersial, pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan di 13 lokasi, serta menyelenggarakan rute angkutan laut tetap dan teratur di tiga rute yang dioperasikan oleh PT Pelni.
Sementara, di sektor perhubungan darat, Kemenhub membangun 1050 bus dan BRT di 16 kota, membanguna serta mengembangkan terminal penumpang tipe A sebanyak 16 unit, serta pembangunan kapal penyeberangan sejumlah 12 armada.
Pada sektor perhubungan udara, Kementerian yang dipimpinnya, juga telah membangun dan mengembangkan bandara di daerah rawan bencana, terisolir, dan daerah perbatasan sebanyak 132 bandara. Bukan hanya itu, Kemenhub juga membangun dan mengembangkan terminal penumpang di 27 bandara.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Arif Wibowo menilai, kepemimpinan Menteri Jonan memiliki karakter yang kuat, sebab mampu fokus dan membenahi tiga hal yakni safety, security serta services.
“Kami dari pelaku usaha sangat mengapresiasi kepemimpinan Ignasius Jonan. Pak Menhub kepemimpinannya sangat kuat dan revolusioner, terutama terkait regulated framework,” ujarnya.
Meski begitu, Arif juga menilai, masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh Kemenhub, terutama harus dikejar pada tahun depan. Salah satunya adalah ketersediaan inspektur. Sebab, dari sisi kuantitas masih kurang dan belum diimbangi dengan penambahan armada maskapai.
“Regulasi tentu perlu ada implementasi ke bawah yang diawasi oleh inspektur. Secara kualitas cukup, tetapi secara kuanitas belum. Belum maskapai penerbangan nasional terus bertumbuh. Apalagi, kami di Garuda Indonesia tahun depan ada kedatangan 18 pesawat, dan saya yakin maskapai-maskapai anggota INACA juga akan bertumbuh,” pungkasnya.
Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, mengatakan, bahwa presentase penyerapan di bawah 80% tersebut karena adanya penghematan 5% dari total anggaran atau sekitar Rp2 triliun. Di sisi lain, pengadaan pekerjaan yang tak bisa diselesaikan karena tenggat waktu yang singkat sebesar Rp10 triliun, serta proses administrasi yang masih diragukan sekitar Rp1 triliun.
"Kalau yang tidak bisa selesai, bisa dialokasikan tahun depan saja atau pada tahun anggaran berikutnya. Yang jelas pengerjaan proyek di Kementerian Perhubungan harus melewati tahapan prakualifikasi dan sudah sesuai dengan kebutuhan," ujarnya, dalam Kinerja 2015 dan Outlook 2016 Kementerian Perhubungan di Hotel Mercure Jakarta, Rabu (16/12/2015).
Sementara, untuk tahun 2016 Kementerian Perhubungan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp48,465 triliun dengan rincian belanja modal Rp30,529 triliun, belanja pegawai Rp2,952 triliun, belanja barang operasional Rp2,947 triliun serta belanja non operasional Rp12,648 triliun.
Dari total Rp48,465 tersebut sebanyak Rp40 triliun atau 80% diantaranya akan dialokasikan pada infrastruktur peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, peningkatan kualitas pelayanan serta peningkatan kapasitas. Sedangkan sisanya, Rp8,02 triliun akan dialokasikan untuk tata kelola dan regulasi.
"APBN tahun depan kita alokasikan paling besar ada pada peningkatan kapasitas transportasi senilai Rp24,810 triliun, kemudian peningkatan keselematan dan kemanan transportasi Rp12,501 triliun dan peningkatan kualitas layanan Rp3,132 triliun. Sisanya sekitar Rp8 triliun kita tingkatkan pada tata kelola dan regulasi seperti penataan organisasi dan sebagainya," ucapnya.
Menurut Jonan, sejumlah program peningkatan kapasitas yang bakal dilaksanakan kementeriannya antara lain pembangunan dan pengembangan terminal dan pelabuhan sungai, danau, penyeberangan; pengembagan infrastruktur wilayah tertinggal, terluas dan perbatasan negara; pembangunan kapal dan pengadaan bus; pengerukan alur' subsidi pelayanan perintis lalu lintas angkutan jalan, penyeberangan, angkutan laut, udara maupun kereta api.
Sementara terkait peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, imbuh Jonan, diantaranya program sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP), pembangunan dan penyediaan fasilitas kesehatan penerbangan serta pelaksanaan pelatihan maupun pendidikan dan latihan.
Dia melanjutkan bahwa pada 2016, kementeriannya akan berkomitmen menjalankan penyederhanaan perizinan di sektor transportasi dalam rangka memperpendek waktu pengurusan izin. "Akan ada integrasi sistem teknologi informasi dan komunikasi di Pusat data dan informasi serta pengembangan dan pembangunan sistem perijinan online untuk memperpendek proses dan waktu layanan," imbuhnya.
Pencapaian 2015
Jonan juga mengklaim, Kemenhub telah melakukan sejumlah pencapaian pada 2015. Diantaranya sektor perkeretaapian yang mampu menyelesaikan pembangunan 186,99 kilometer (km) rel kereta api (KA) yang tersebar di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Pada sektor perhubungan laut, Jonan menjelaskan, pihaknya telah mengembangkan 150 pelabuhan non komersial, pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan di 13 lokasi, serta menyelenggarakan rute angkutan laut tetap dan teratur di tiga rute yang dioperasikan oleh PT Pelni.
Sementara, di sektor perhubungan darat, Kemenhub membangun 1050 bus dan BRT di 16 kota, membanguna serta mengembangkan terminal penumpang tipe A sebanyak 16 unit, serta pembangunan kapal penyeberangan sejumlah 12 armada.
Pada sektor perhubungan udara, Kementerian yang dipimpinnya, juga telah membangun dan mengembangkan bandara di daerah rawan bencana, terisolir, dan daerah perbatasan sebanyak 132 bandara. Bukan hanya itu, Kemenhub juga membangun dan mengembangkan terminal penumpang di 27 bandara.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Arif Wibowo menilai, kepemimpinan Menteri Jonan memiliki karakter yang kuat, sebab mampu fokus dan membenahi tiga hal yakni safety, security serta services.
“Kami dari pelaku usaha sangat mengapresiasi kepemimpinan Ignasius Jonan. Pak Menhub kepemimpinannya sangat kuat dan revolusioner, terutama terkait regulated framework,” ujarnya.
Meski begitu, Arif juga menilai, masih banyak hal yang perlu dilakukan oleh Kemenhub, terutama harus dikejar pada tahun depan. Salah satunya adalah ketersediaan inspektur. Sebab, dari sisi kuantitas masih kurang dan belum diimbangi dengan penambahan armada maskapai.
“Regulasi tentu perlu ada implementasi ke bawah yang diawasi oleh inspektur. Secara kualitas cukup, tetapi secara kuanitas belum. Belum maskapai penerbangan nasional terus bertumbuh. Apalagi, kami di Garuda Indonesia tahun depan ada kedatangan 18 pesawat, dan saya yakin maskapai-maskapai anggota INACA juga akan bertumbuh,” pungkasnya.
(dmd)