Menteri Rini Lebur Dua Perusahaan Reasuransi Pelat Merah
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hari ini meresmikan peleburan PT Reasuransi Umum Indonesia (Persero) ke dalam PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau dikenal dengan brand Indonesia-Re.
Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari transformasi perusahaan reasuransi nasional menuju perusahaan reasuransi yang besar dan kokoh.
Penandatanganan Akta Penggabungan PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) ke dalam Indonesia-Re tersebut dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani.
Dalam sambutannya, Rini Soemarno mengatakan, pascapenggabungan ini, Indonesia Re akan melakukan transfer portfolio bisnis reasuransi konvensional RelNDO atau merger vertical RelNDO yang merupakan anak perusahaan RUI ke dalam Indonesia Re.
"Dengan demikian ReINDO menjadi ruh dan engine Indonesia Re ke depan," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Indonesia Re merupakan hasil tranformasi dari Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang dijadikan holding company perusahaan reasuransi nasional dan berganti nama menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) pada 2014.
Kemudian, Asei Re betranformasi dengan perubahan nama menjadi PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) di awal 2015.
Dia mengatakan, seiring dengan transformasi tersebut, Indonesia Re melakukan spin off lini bisnis langsung asuransi dengan mendirikan anak perusahaan PT Asuransi Asei Indonesia (Asuransi Asei) yang merupakan perusahaan asuransi kerugian dan penjaminan kredit 2014. Portofolio bisnis direct asuransi dialihkan ke Asuransi Asei.
Pembentukan induk usaha reasuransi nasional ini merupakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi defisit reasuransi nasional.
"Dengan adanya perusahaan reasuransi nasional yang besar dan kuat, diharapkan akan mengurangi capital outflow premi reasuransi yang saat ini nilainya mencapai lebih dari Rp20 triliun per tahun," terang dia.
Pasca penggabungan ini, sambung Rini, Indonesia Re akan mengkonsolidasikan lini-lini bisnisnya dan meningkatkan pelayanan reasuransi kepada pelanggannya, sehingga mampu memberikan kepuasan para pelanggannya selama ini.
"Indonesia Re berkomitmen untuk meningkatkan kinerja, pengembangan teknologi informasi sehingga kualitas pelayanan kepada para nasabah menjadi lebih baik," tuturnya.
Rini menambahkan, dalam roadmap transformasi perusahaan reasuransi nasional ini, pemerintah juga akan meningkatkan modal Indonesia Re.
"Dengan demikian dapat menjadi perusahaan reasuransi nasional yang unggul dan mampu bersaing di kancah regional dan global," pungkas dia.
Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari transformasi perusahaan reasuransi nasional menuju perusahaan reasuransi yang besar dan kokoh.
Penandatanganan Akta Penggabungan PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) ke dalam Indonesia-Re tersebut dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani.
Dalam sambutannya, Rini Soemarno mengatakan, pascapenggabungan ini, Indonesia Re akan melakukan transfer portfolio bisnis reasuransi konvensional RelNDO atau merger vertical RelNDO yang merupakan anak perusahaan RUI ke dalam Indonesia Re.
"Dengan demikian ReINDO menjadi ruh dan engine Indonesia Re ke depan," katanya di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Indonesia Re merupakan hasil tranformasi dari Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) yang dijadikan holding company perusahaan reasuransi nasional dan berganti nama menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Asei Re) pada 2014.
Kemudian, Asei Re betranformasi dengan perubahan nama menjadi PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) di awal 2015.
Dia mengatakan, seiring dengan transformasi tersebut, Indonesia Re melakukan spin off lini bisnis langsung asuransi dengan mendirikan anak perusahaan PT Asuransi Asei Indonesia (Asuransi Asei) yang merupakan perusahaan asuransi kerugian dan penjaminan kredit 2014. Portofolio bisnis direct asuransi dialihkan ke Asuransi Asei.
Pembentukan induk usaha reasuransi nasional ini merupakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi defisit reasuransi nasional.
"Dengan adanya perusahaan reasuransi nasional yang besar dan kuat, diharapkan akan mengurangi capital outflow premi reasuransi yang saat ini nilainya mencapai lebih dari Rp20 triliun per tahun," terang dia.
Pasca penggabungan ini, sambung Rini, Indonesia Re akan mengkonsolidasikan lini-lini bisnisnya dan meningkatkan pelayanan reasuransi kepada pelanggannya, sehingga mampu memberikan kepuasan para pelanggannya selama ini.
"Indonesia Re berkomitmen untuk meningkatkan kinerja, pengembangan teknologi informasi sehingga kualitas pelayanan kepada para nasabah menjadi lebih baik," tuturnya.
Rini menambahkan, dalam roadmap transformasi perusahaan reasuransi nasional ini, pemerintah juga akan meningkatkan modal Indonesia Re.
"Dengan demikian dapat menjadi perusahaan reasuransi nasional yang unggul dan mampu bersaing di kancah regional dan global," pungkas dia.
(izz)