Negara-negara WTO Sepakat Hapus Subsidi Ekspor Pertanian
A
A
A
NAIROBI - Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah sepakat untuk menghapus subsidi ekspor pertanian. Negara-negara maju anggota WTO berniat menghentikan subsidi secepatnya, sementara negara-negara berkembang melakukannya pada akhir 2018.
WTO yang beranggotakan 162 negara menyebut kesepakatan ini sebagai hasil yang paling penting dalam bidang pertanian sejak badan ini didirikan tahun 1995. Pencabutan subsidi ekspor ini dimaksudkan untuk membantu para petani di negara-negara miskin agar bisa bersaing secara adil.
"Keputusan yang Anda ambil hari ini dalam persaingan ekspor benar-benar luar biasa," kata Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo dalam sidang penutupan di ibukota Kenya, Nairobi, seperti dilansir BBC, Senin (21/12/2015).
Sementara itu perundingan soal hambatan perdagangan lainnya masih belum berhasil dipecahkan pada akhir pertemuan puncak WTO di Kenya, pekan lalu. Keputusan WTO yang diklaim sebagai langkah bersejarah, juga disambut baik oleh Komite Perdagangan Uni Eropa.
"Bagi mereka yang pernah meragukannya, ini membuktikan relevansi WTO dan kapasitasnya untuk membawa hasil," jelas Cecilia Malmstrom, Komisioner Perdagangan Uni Eropa.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Kenya, Amina Mohamed mengatakan dalam KTT tersebut, "Hal ini bakal dikenang sebagai lompatan bersejarah, baik oleh negara maju dan berkembang," tandasnya.
WTO yang beranggotakan 162 negara menyebut kesepakatan ini sebagai hasil yang paling penting dalam bidang pertanian sejak badan ini didirikan tahun 1995. Pencabutan subsidi ekspor ini dimaksudkan untuk membantu para petani di negara-negara miskin agar bisa bersaing secara adil.
"Keputusan yang Anda ambil hari ini dalam persaingan ekspor benar-benar luar biasa," kata Direktur Jenderal WTO, Roberto Azevedo dalam sidang penutupan di ibukota Kenya, Nairobi, seperti dilansir BBC, Senin (21/12/2015).
Sementara itu perundingan soal hambatan perdagangan lainnya masih belum berhasil dipecahkan pada akhir pertemuan puncak WTO di Kenya, pekan lalu. Keputusan WTO yang diklaim sebagai langkah bersejarah, juga disambut baik oleh Komite Perdagangan Uni Eropa.
"Bagi mereka yang pernah meragukannya, ini membuktikan relevansi WTO dan kapasitasnya untuk membawa hasil," jelas Cecilia Malmstrom, Komisioner Perdagangan Uni Eropa.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Kenya, Amina Mohamed mengatakan dalam KTT tersebut, "Hal ini bakal dikenang sebagai lompatan bersejarah, baik oleh negara maju dan berkembang," tandasnya.
(akr)