Ojek Online Merajalela, Penumpang Angkutan Umum Turun 40%
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta mengungkapkan, sejak aplikasi kendaraan roda dua angkutan umum berbasis internet beroperasi (ojek online), load factor penumpang mengalami penurunan hingga 40%.
"Kalau ojek, terutama yang menggunakan aplikasi online diuntungkan karena perang harga. Efeknya berdampak pada turunnya jumlah penumpang hingga 40%," ujar Ketua Organda DKI, Shafruhan Sinungan, Senin (21/12/2015).
Menurutnya, antusiasme masyarakat menggunakan angkutan yang mudah, murah dan efisien juga harus dikoreksi. Sebab, kendaraan roda dua belum diakui sebagai angkutan umum karena tidak memenuhi kriteria dan standar keselamatan.
"Saya kira antusias masyarakat menggunakan ojek berbasis aplikasi ini juga kebablasan. Karena dimanapun di dunia, kendaraan roda dua memang belum diakui sebagai angkutan umum," tandas Shafruhan.
"Kalau ojek, terutama yang menggunakan aplikasi online diuntungkan karena perang harga. Efeknya berdampak pada turunnya jumlah penumpang hingga 40%," ujar Ketua Organda DKI, Shafruhan Sinungan, Senin (21/12/2015).
Menurutnya, antusiasme masyarakat menggunakan angkutan yang mudah, murah dan efisien juga harus dikoreksi. Sebab, kendaraan roda dua belum diakui sebagai angkutan umum karena tidak memenuhi kriteria dan standar keselamatan.
"Saya kira antusias masyarakat menggunakan ojek berbasis aplikasi ini juga kebablasan. Karena dimanapun di dunia, kendaraan roda dua memang belum diakui sebagai angkutan umum," tandas Shafruhan.
(dmd)