BI Perkirakan Kinerja Transaksi Berjalan 2% dari PDB
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja transaksi berjalan 2015 membaik dibanding tahun sebelumnya dan berada pada kisaran 2% dari PDB.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menuturkan, penurunan defisit transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas dan migas akibat penurunan impor yang signifikan.
"Hal tersebut sejalan dengan permintaan domestik yang masih lemah dan ekspor yang terkontraksi akibat harga komoditas yang menurun serta permintaan global yang masih lemah," kata dia belum lama ini.
Di sisi lain, lanjut dia, kinerja transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan melambatnya perekonomian domestik.
"Namun, surplus tersebut diperkirakan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sehingga tidak sepenuhnya dapat menutup defisit transaksi berjalan," ujarnya.
Dengan perkembangan tersebut, maka cadangan devisa pada akhir November 2015 tercatat sebesar US100,2 miliar atau setara dengan 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menuturkan, penurunan defisit transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas dan migas akibat penurunan impor yang signifikan.
"Hal tersebut sejalan dengan permintaan domestik yang masih lemah dan ekspor yang terkontraksi akibat harga komoditas yang menurun serta permintaan global yang masih lemah," kata dia belum lama ini.
Di sisi lain, lanjut dia, kinerja transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan melambatnya perekonomian domestik.
"Namun, surplus tersebut diperkirakan lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sehingga tidak sepenuhnya dapat menutup defisit transaksi berjalan," ujarnya.
Dengan perkembangan tersebut, maka cadangan devisa pada akhir November 2015 tercatat sebesar US100,2 miliar atau setara dengan 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
(izz)