Bank Konstruksi China Batal Akuisisi Bank Windu 2015
A
A
A
JAKARTA - Bank Konstruksi China (China Construction Bank/CCB) batal mengakuisisi PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) tahun ini, lantaran masih menunggu persetujuan otoritas setempat.
"Kita masih tunggu persetujuan otoritas di China. Right issue kita batalkan tahun ini, ditunda sampai nanti CCB dapat persetujuan regulator di sana," ujar Direktur Utama Bank Windu Luianto Sudarmana di Jakarta, Senin (28/12/2015).
Menurutnya, perusahaan terlebih dahulu harus merampungkan akuisisi terhadap PT Bank Antardaerah (Anda) sebelum CCB mengambil alih saham mayoritas.
"Tidak ambil seluruhnya tapi mereka (CCB) ingin jadi pemegang saham kendali 51%. Akuisisi Bank Anda dulu baru CCB masuk, karena perusahaan hanya bisa akuisisi bank 40%, harus merger dulu," kata dia.
Tertunda tahun ini, perusahaan menargetkan penerbitan saham baru atau right issue sebanyak 26 miliar saham dengan nominal Rp100/saham pada kuartal I/2016.
"Kalau bisa kuartal I, kalau tidak ya kuartal II. Setelah right issue, CCB pegang kendali 51%, kalau mau jadi 60% bisa mereka tingkatkan nantinya," tutur Luianto.
Sementara, kata dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan lampu hijau dari proses penerbitan saham baru perusahaan.
"OJK sudah tidak ada masalah, sudah setuju right issue. Mereka (CCB) bank besar internasional, kalau sudah serius tidak akan macam-macam seperti beralih ke bank lain," pungkasnya.
"Kita masih tunggu persetujuan otoritas di China. Right issue kita batalkan tahun ini, ditunda sampai nanti CCB dapat persetujuan regulator di sana," ujar Direktur Utama Bank Windu Luianto Sudarmana di Jakarta, Senin (28/12/2015).
Menurutnya, perusahaan terlebih dahulu harus merampungkan akuisisi terhadap PT Bank Antardaerah (Anda) sebelum CCB mengambil alih saham mayoritas.
"Tidak ambil seluruhnya tapi mereka (CCB) ingin jadi pemegang saham kendali 51%. Akuisisi Bank Anda dulu baru CCB masuk, karena perusahaan hanya bisa akuisisi bank 40%, harus merger dulu," kata dia.
Tertunda tahun ini, perusahaan menargetkan penerbitan saham baru atau right issue sebanyak 26 miliar saham dengan nominal Rp100/saham pada kuartal I/2016.
"Kalau bisa kuartal I, kalau tidak ya kuartal II. Setelah right issue, CCB pegang kendali 51%, kalau mau jadi 60% bisa mereka tingkatkan nantinya," tutur Luianto.
Sementara, kata dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan lampu hijau dari proses penerbitan saham baru perusahaan.
"OJK sudah tidak ada masalah, sudah setuju right issue. Mereka (CCB) bank besar internasional, kalau sudah serius tidak akan macam-macam seperti beralih ke bank lain," pungkasnya.
(izz)