Tepis Keraguan, Jokowi Banggakan Penerimaan Negara
Tepis Keraguan, Jokowi Banggakan Penerimaan Negara
A
A
A
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membeberkan pencapaian yang diraih Indonesia meski banyak pihak meragukan. Di antaranya realisasi penerimaan pajak sebagai pendapatan negara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menepis keraguan akan realisasi penerimaan negara yang diperkirakan berada di bawah 80%. Namun akhirnya, pemerintah mampu mencapai lebih dari target yakni sebesar 84,7%.
"Setiap hari dan setiap pagi, saya cek penerimaan negara karena banyak yang ragukan. Misalnya pajaknya tidak capai target dan di bawah 80%, tapi akhirnya penutupan tahun kemarin mencapai 84,7%," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2016).
(Baca Juga: Realisasi Pendapatan Negara 84,7%)
Penerimaan negara sebesar Rp1.491 triliun lebih, menurutnya mencerminkan ketakutan tidak tercapainya target terbantahkan. Selain itu Dia juga menjelaskan pencapaian itu didorong oleh berbagai paket kebijakan yang keluar.
"Pendapatan negara mencapai 84,7% atau sebesar Rp1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83% yaitu Rp 1.235,8 triliun. Realisasi penerimaan non pajak 93,8% atau Rp252,4 triliun ditambah penerimaan hibah Rp3 triliun," tuturnya.
Sementara deregulasi yang keluar tiap saat, lanjut Jokowi dapat menjadi kesempatan pemerintah merombak ekonomi lebih baik. Terlebih terjadi ketika ekonomi sedang sulit.
"Tetapi dengan deregulasi yang keluar hingga dua minggu sekali pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kota untuk rombak total, tantangan-tantangan kita dan saya yakin akan capai ekonomi lebih baik," sambungnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang melambat tahun lalu diikuti banyak negara lain. Realisasi inflasi juga masih di bawah 5%. "Pertumbuhan ekonomi 4,7%, dari 2014 turun sebesar 0,3%. Coba lihat negara lain ada yang turun 1-1,5%. Rasa optimis harus dimunculkan, karena jika ada rasa optimis itu dapat berpengaruh besar," pungkasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menepis keraguan akan realisasi penerimaan negara yang diperkirakan berada di bawah 80%. Namun akhirnya, pemerintah mampu mencapai lebih dari target yakni sebesar 84,7%.
"Setiap hari dan setiap pagi, saya cek penerimaan negara karena banyak yang ragukan. Misalnya pajaknya tidak capai target dan di bawah 80%, tapi akhirnya penutupan tahun kemarin mencapai 84,7%," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2016).
(Baca Juga: Realisasi Pendapatan Negara 84,7%)
Penerimaan negara sebesar Rp1.491 triliun lebih, menurutnya mencerminkan ketakutan tidak tercapainya target terbantahkan. Selain itu Dia juga menjelaskan pencapaian itu didorong oleh berbagai paket kebijakan yang keluar.
"Pendapatan negara mencapai 84,7% atau sebesar Rp1.491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83% yaitu Rp 1.235,8 triliun. Realisasi penerimaan non pajak 93,8% atau Rp252,4 triliun ditambah penerimaan hibah Rp3 triliun," tuturnya.
Sementara deregulasi yang keluar tiap saat, lanjut Jokowi dapat menjadi kesempatan pemerintah merombak ekonomi lebih baik. Terlebih terjadi ketika ekonomi sedang sulit.
"Tetapi dengan deregulasi yang keluar hingga dua minggu sekali pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kota untuk rombak total, tantangan-tantangan kita dan saya yakin akan capai ekonomi lebih baik," sambungnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang melambat tahun lalu diikuti banyak negara lain. Realisasi inflasi juga masih di bawah 5%. "Pertumbuhan ekonomi 4,7%, dari 2014 turun sebesar 0,3%. Coba lihat negara lain ada yang turun 1-1,5%. Rasa optimis harus dimunculkan, karena jika ada rasa optimis itu dapat berpengaruh besar," pungkasnya.
(akr)
Explore More