Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Mata Kang Emil
A
A
A
JAKARTA - Dalam rapat terbatas kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta-Bandung, pemerintah memutuskan untuk memulai pembangunan proyek pada 21 Januari 2016. Saat ini, konsorsium kereta cepat yang diketuai PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA tengah menyelesaikan beberapa proses perizinan.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengambil keputusan cepat terkait proyek infrastruktur prestisius tersebut. Menurutnya, kereta cepat sejatinya tidak hanya mengoneksikan rute Jakarta-Bandung, namun akan melahirkan pusat industri baru dengan berkembangnya Walini di Kabupaten Bandung. (Baca: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai 21 Januari)
"50% lahan itu sudah tidak produktif sehingga bisa lahir pertumbuhan baru. Jadi manfaatnya tidak haya di Jakarta-Bandung, tapi juga alasan pertumbuhan baru di antara koridor itu," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Dia juga menginginkan agar kereta cepat dapat tersambung dengan kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang akan dibangun di Bandung. Untuk diketahui, rute kereta cepat Jakarta-Bandung akan bermula di daerah Halim, Jakarta dan berakhir di Gede Bage, Bandung.
"Nanti saat berakhir di Gede Bage, harus connect ke pusat kota, masa naik bus yang enggak jelas. Jadi kita sekaligus ada LRT Bandung Raya," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini pun telah mengajukan surat kepada Presiden Jokowi untuk dapat mengeluarkan peraturan presiden agar LRT yang dibangun di Bandung tersebut dapat memiliki skema sama dengan kereta cepat, yaitu melalui penunjukan langsung kepada konsorsium.
"Saya mengajukan surat Pak Presiden berkenan mengeluarkan perpres agar LRT juga penunjukan langsung kepada konsorsium. Jadi teknologi sama, dan semua hampir sama," ungkap Ridwan.
Melalui langkah tersebut, lanjut dia, pemerintah Kota Bandung dapat mengelola turis yang datang ke Bandung. Saat ini, rata-rata kunjungan turis ke Kota Kembang tersebut mencapai 6 juta jiwa. "Beda dengan turis yang datang ke Bali yang bisa naik pesawat, karena rata-rata ke Bandung naik mobil," jelasnya.
Selain LRT, tambah Kang Emil, kereta cepat juga akan tersambung dengan BRT di Bandung. "Insya Allah groundbreaking 21 januari, akhir 2018 proyek selesai dan pengunaan awal 2019. Mudah-mudahan time frame itu bisa berjalan baik," tandasnya.
Baca juga: Rincian Harga BBM dan Elpiji Terbaru
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengambil keputusan cepat terkait proyek infrastruktur prestisius tersebut. Menurutnya, kereta cepat sejatinya tidak hanya mengoneksikan rute Jakarta-Bandung, namun akan melahirkan pusat industri baru dengan berkembangnya Walini di Kabupaten Bandung. (Baca: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai 21 Januari)
"50% lahan itu sudah tidak produktif sehingga bisa lahir pertumbuhan baru. Jadi manfaatnya tidak haya di Jakarta-Bandung, tapi juga alasan pertumbuhan baru di antara koridor itu," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Dia juga menginginkan agar kereta cepat dapat tersambung dengan kereta api ringan (light rail transit/LRT) yang akan dibangun di Bandung. Untuk diketahui, rute kereta cepat Jakarta-Bandung akan bermula di daerah Halim, Jakarta dan berakhir di Gede Bage, Bandung.
"Nanti saat berakhir di Gede Bage, harus connect ke pusat kota, masa naik bus yang enggak jelas. Jadi kita sekaligus ada LRT Bandung Raya," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini pun telah mengajukan surat kepada Presiden Jokowi untuk dapat mengeluarkan peraturan presiden agar LRT yang dibangun di Bandung tersebut dapat memiliki skema sama dengan kereta cepat, yaitu melalui penunjukan langsung kepada konsorsium.
"Saya mengajukan surat Pak Presiden berkenan mengeluarkan perpres agar LRT juga penunjukan langsung kepada konsorsium. Jadi teknologi sama, dan semua hampir sama," ungkap Ridwan.
Melalui langkah tersebut, lanjut dia, pemerintah Kota Bandung dapat mengelola turis yang datang ke Bandung. Saat ini, rata-rata kunjungan turis ke Kota Kembang tersebut mencapai 6 juta jiwa. "Beda dengan turis yang datang ke Bali yang bisa naik pesawat, karena rata-rata ke Bandung naik mobil," jelasnya.
Selain LRT, tambah Kang Emil, kereta cepat juga akan tersambung dengan BRT di Bandung. "Insya Allah groundbreaking 21 januari, akhir 2018 proyek selesai dan pengunaan awal 2019. Mudah-mudahan time frame itu bisa berjalan baik," tandasnya.
Baca juga: Rincian Harga BBM dan Elpiji Terbaru
(dmd)