Harga Minyak Dunia Terburuk dalam 11 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia kembali memburuk pada perdagangan kemarin waktu setempat hingga menyentuh level terendah dalam 11 tahun. Pelemahan ekonomi China ditambah meluapnya persediaan minyak ketika produksi mencapai rekor tertinggi, namun tidak disertai tingginya permintaan akibatnya membuat harga minyak dunia terus jatuh.
Dilansir Reuters, Kamis (7/1/2015) harga minyak berjangka jenis Brent telah mengalami tekanan sejak awal September lalu, hingga sepanjang tahun ini menyusut lebih dari 8%. Penurunan ekonomi China dan konflik memanas antara Arab Saudi dan Iran, sedikit banyak berpengaruh terhadap harga minyak dunia yang terus melemah.
Sementara itu stok minyak AS semakin bertambah untuk membuat kelebihan pasokan di pasar kembali berlanjut. Harga minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) merosot USD2,00 atau 5,6% menjadi USD33,97 per barrel di New York Mercantile Exchange.
Posisi tersebut merupakan harga penutupan terendah WTI sejak Desember 2008. Total sejak 2014, harga minyak global terus jatuh hingga 70% ketika negara-negara pengekspor minyak (OPEC), Rusia dan Amerika Utara masih berjuang mengatasi kelebihan pasokan minyak.
Harga minyak jenis Brent pada hari ini tercatat USD33,09 per barel untuk menjadi yang pertama dalam lebih dari 11 tahun ke posisi terendah sejak Juli 2004. Laporan mingguan Departemen Energi AS (DoE) kemarin menunjukkan penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah komersial AS, sebanyak 5,1 juta barrel menjadi 482,3 juta barrel dalam pekan yang berakhir 1 Januari.
Para analis mengatakan bahwa melonjaknya penyimpanan di AS yang menjadi alasan utama adalah jatuhnya harga minyak mentah jenis WTI. "Data menunjukkan bensin dan bahan bakar distilat stok meningkat 10.6 juta barel dan 6.3 juta barel, per pekan. Kenaikan persediaan bensin dan distilat melebihi dari musim gugur, sedangkan di tingkat persediaan minyak mentah mencapai 5.09 juta barel dengan catatan 482.3 juta barel minggu lalu," jelas bank ANZ.
Dilansir Reuters, Kamis (7/1/2015) harga minyak berjangka jenis Brent telah mengalami tekanan sejak awal September lalu, hingga sepanjang tahun ini menyusut lebih dari 8%. Penurunan ekonomi China dan konflik memanas antara Arab Saudi dan Iran, sedikit banyak berpengaruh terhadap harga minyak dunia yang terus melemah.
Sementara itu stok minyak AS semakin bertambah untuk membuat kelebihan pasokan di pasar kembali berlanjut. Harga minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) merosot USD2,00 atau 5,6% menjadi USD33,97 per barrel di New York Mercantile Exchange.
Posisi tersebut merupakan harga penutupan terendah WTI sejak Desember 2008. Total sejak 2014, harga minyak global terus jatuh hingga 70% ketika negara-negara pengekspor minyak (OPEC), Rusia dan Amerika Utara masih berjuang mengatasi kelebihan pasokan minyak.
Harga minyak jenis Brent pada hari ini tercatat USD33,09 per barel untuk menjadi yang pertama dalam lebih dari 11 tahun ke posisi terendah sejak Juli 2004. Laporan mingguan Departemen Energi AS (DoE) kemarin menunjukkan penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah komersial AS, sebanyak 5,1 juta barrel menjadi 482,3 juta barrel dalam pekan yang berakhir 1 Januari.
Para analis mengatakan bahwa melonjaknya penyimpanan di AS yang menjadi alasan utama adalah jatuhnya harga minyak mentah jenis WTI. "Data menunjukkan bensin dan bahan bakar distilat stok meningkat 10.6 juta barel dan 6.3 juta barel, per pekan. Kenaikan persediaan bensin dan distilat melebihi dari musim gugur, sedangkan di tingkat persediaan minyak mentah mencapai 5.09 juta barel dengan catatan 482.3 juta barel minggu lalu," jelas bank ANZ.
(akr)