Bank Jatim Target Tekan Kredit Bermasalah 2,8%
Bank Jatim Target Tekan Kredit Bermasalah 2,8%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) menargetkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tahun ini sebesar 2,8% secara nett. Angka ini menurun dibanding tahun lalu yang berad di level 4,2%.
Direktur Menengah Korporasi Bank Jatim Su'udi mengatakan, perusahaan menargetkan NPL membaik karena adanya harapan ekonomi tumbuh baik tahun ini.
"NPL turun karena saat ini sudah bottom dan ekonomi ada kenaikan meski dikit itu harapan kami. Bisa perbaiki usaha nasabah yang bermasalah di rekonstruksi atau rescheduling agar bisa baik sehingga memperbaiki NPL," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/1/2015).
Selain itu, menurutnya ekspansi kredit juga bisa memperbaiki rasio NPL tahun ini. Selanjutnya, perusahaan memiliki tim ad hoc guna memperbaiki kredit bermasalah yang ada. "Kita juga punya tim ad hoc agar kredit bermasalah lebih baik. Sinergikan penagihan, kalau tidak bisa, anggunan dilelang eksekusi tahun ini," lanjutnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi tahun lalu yang kurang bersahabat membuat perusahaan selektif menyalurkan kredit tahun ini. Bisnis yang sekiranya berpotensi ada kredit bermasalah bakal dihindari.
"Ekonomi seperti kemarin dapat pengalaman bisnis mana yang bisa dimasuki, kalau kredit sehat bisa selesaikan ada. Kemudian ada restrukturisasi kredit, kalau membaik sehingga ada perbaikan perkreditan," pungkasnya.
Direktur Menengah Korporasi Bank Jatim Su'udi mengatakan, perusahaan menargetkan NPL membaik karena adanya harapan ekonomi tumbuh baik tahun ini.
"NPL turun karena saat ini sudah bottom dan ekonomi ada kenaikan meski dikit itu harapan kami. Bisa perbaiki usaha nasabah yang bermasalah di rekonstruksi atau rescheduling agar bisa baik sehingga memperbaiki NPL," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/1/2015).
Selain itu, menurutnya ekspansi kredit juga bisa memperbaiki rasio NPL tahun ini. Selanjutnya, perusahaan memiliki tim ad hoc guna memperbaiki kredit bermasalah yang ada. "Kita juga punya tim ad hoc agar kredit bermasalah lebih baik. Sinergikan penagihan, kalau tidak bisa, anggunan dilelang eksekusi tahun ini," lanjutnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi tahun lalu yang kurang bersahabat membuat perusahaan selektif menyalurkan kredit tahun ini. Bisnis yang sekiranya berpotensi ada kredit bermasalah bakal dihindari.
"Ekonomi seperti kemarin dapat pengalaman bisnis mana yang bisa dimasuki, kalau kredit sehat bisa selesaikan ada. Kemudian ada restrukturisasi kredit, kalau membaik sehingga ada perbaikan perkreditan," pungkasnya.
(akr)
Explore More