Harga Minyak Dunia Tertekan 2% di Awal Pekan
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan awal pekan ini, Senin (11/1/2016) tertekan lebih dari 2% setelah pelaku pasar kehilangan kepercayaan bahwa kondisi akan kembali pulih. Seperti diketahui pada pekan terakhir di awal tahun ini, minyak mentah dunia total mengalami penurunan sebesar 10%.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot tajam lebih dari 2% di awal pekan untuk menjadi lebih rendah dari harga sebelumnya USD32,43 per barel dan kembali ke level USD32,51 per bareal pada pukul 00.38 GMT dengan penurunan 65 sen.
Sementara harga minyak jenis Brent LCOc1 menyusut serupa sebesar 59 sen menjadi USD 32,96 per barel. Merosotnya harga minyak dunia hari ini melengkapi pelemahan yang terjadi pekan sebelumnya ketika Goldman Sachs memprediksi harga minyak bisa mencapai USD20 per barel pada triwulan pertama 2016.
"Jadi produsen akan coba memindahkan anggaran supaya harga minyak menjadi USD40 per barel pada tahun 2016, itu adalah targetnya," jelas Goldman Sachs setelah melihat penurunan tajam harga minyak sejal awal pekan tahun ini.
Para pelaku perdagangan pesimis harga minyak dunia dapat bangkit dalam waktu dekat, setelah laporan pemerintah AS melacak aktivitas pasar komoditi menurun, pada Jumat (15/1) kemarin. Harga minyak mentah dunia total telah menyusut lebih dari 70% sejak penurunan yang dimulai pada pertengahan 2014 akibat lonjakan produksi global yang tidak kunjung berhenti.
Penekanan harga diperparah dengan melambatnya permintaan, apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi China melambat ke titik terendah. "Data minyak China mulai mencerminkan lemahnya aktivitas ekonomi," tandasnya.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot tajam lebih dari 2% di awal pekan untuk menjadi lebih rendah dari harga sebelumnya USD32,43 per barel dan kembali ke level USD32,51 per bareal pada pukul 00.38 GMT dengan penurunan 65 sen.
Sementara harga minyak jenis Brent LCOc1 menyusut serupa sebesar 59 sen menjadi USD 32,96 per barel. Merosotnya harga minyak dunia hari ini melengkapi pelemahan yang terjadi pekan sebelumnya ketika Goldman Sachs memprediksi harga minyak bisa mencapai USD20 per barel pada triwulan pertama 2016.
"Jadi produsen akan coba memindahkan anggaran supaya harga minyak menjadi USD40 per barel pada tahun 2016, itu adalah targetnya," jelas Goldman Sachs setelah melihat penurunan tajam harga minyak sejal awal pekan tahun ini.
Para pelaku perdagangan pesimis harga minyak dunia dapat bangkit dalam waktu dekat, setelah laporan pemerintah AS melacak aktivitas pasar komoditi menurun, pada Jumat (15/1) kemarin. Harga minyak mentah dunia total telah menyusut lebih dari 70% sejak penurunan yang dimulai pada pertengahan 2014 akibat lonjakan produksi global yang tidak kunjung berhenti.
Penekanan harga diperparah dengan melambatnya permintaan, apalagi saat ini pertumbuhan ekonomi China melambat ke titik terendah. "Data minyak China mulai mencerminkan lemahnya aktivitas ekonomi," tandasnya.
(akr)