HT Sebut Ekonomi RI Tahun Ini Masih Rapuh
A
A
A
JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih rapuh atau tidak akan lebih baik dari 2015.
Dia menjelaskan, harga komoditas yang diperkirakan pada tahun lalu mencapai titik terendah, ternyata 2016 masih lebih rendah lagi. Selain itu, pada pembukaan pekan pertama 2016, pertumbuhan ekonomi global pun kurang baik. (Baca: HT: Pertumbuhan Ekonomi 2015 Jauh dari Harapan)
"Pembukaan pertama minggu pertama 2016, diwarnai dengan ekonomi kurang baik. China turun indeksnya sekitar 12%, harga minyak akan turun kembali padahal Indonesia kuat dengan komoditas," katanya dalam acara Group & Economy Update di MNC News Center, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Akibatnya, sambung Ketua Umum Partai Perindo ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 masih sangat rapuh. Apalagi, pertumbuhan ekonominya masih ditopang oleh basis konsumsi. (Baca: Ekonomi Lesu, Indonesia Terjebak di Zona Nyaman).
"Kondisi ekonomi global 2016 juga kelihatannya tidak akan lebih baik dari 2015. Tidak sebagus yang diperkirakan banyak orang," imbuh HT.
Menurut dia, Indonesia dihadapkan dengan dilema dimana secara competitiveness mengalami penurunan drastis, di sisi lain kondisi perekonomian global masih dalam keadaan kurang baik. Kemudian kinerja perusahaan-perusahaan di Tanah Air baik BUMN ataupun swasta banyak yang mengalami penurunan.
"Untuk meningkatkan ekonomi nasional, bisa melalui penerimaan pajak. Tapi penerimaan pajak juga tidak mudah, karena dalam kondisi ekonomi sekarang pajak juga akan menurun. Karena itu tergantung dari laba-laba perusahaan yamg cenderung menurun," tandasnya.
Dia menjelaskan, harga komoditas yang diperkirakan pada tahun lalu mencapai titik terendah, ternyata 2016 masih lebih rendah lagi. Selain itu, pada pembukaan pekan pertama 2016, pertumbuhan ekonomi global pun kurang baik. (Baca: HT: Pertumbuhan Ekonomi 2015 Jauh dari Harapan)
"Pembukaan pertama minggu pertama 2016, diwarnai dengan ekonomi kurang baik. China turun indeksnya sekitar 12%, harga minyak akan turun kembali padahal Indonesia kuat dengan komoditas," katanya dalam acara Group & Economy Update di MNC News Center, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Akibatnya, sambung Ketua Umum Partai Perindo ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 masih sangat rapuh. Apalagi, pertumbuhan ekonominya masih ditopang oleh basis konsumsi. (Baca: Ekonomi Lesu, Indonesia Terjebak di Zona Nyaman).
"Kondisi ekonomi global 2016 juga kelihatannya tidak akan lebih baik dari 2015. Tidak sebagus yang diperkirakan banyak orang," imbuh HT.
Menurut dia, Indonesia dihadapkan dengan dilema dimana secara competitiveness mengalami penurunan drastis, di sisi lain kondisi perekonomian global masih dalam keadaan kurang baik. Kemudian kinerja perusahaan-perusahaan di Tanah Air baik BUMN ataupun swasta banyak yang mengalami penurunan.
"Untuk meningkatkan ekonomi nasional, bisa melalui penerimaan pajak. Tapi penerimaan pajak juga tidak mudah, karena dalam kondisi ekonomi sekarang pajak juga akan menurun. Karena itu tergantung dari laba-laba perusahaan yamg cenderung menurun," tandasnya.
(izz)