Kesenjangan Sosial Bahasan Utama World Economic Forum 2016

Selasa, 19 Januari 2016 - 13:34 WIB
Kesenjangan Sosial Bahasan Utama World Economic Forum 2016
Kesenjangan Sosial Bahasan Utama World Economic Forum 2016
A A A
DAVOS - Politisi dan para pemimpin bisnis dunia akan berkumpul di Alpen Swiss tengah pekan ini untuk membahas kesenjangan sosial yang makin melebar di dunia ketika jumlah orang miskin semakin banyak di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah. Menurut laporan Oxfam, gap antara orang kaya dan miskin semakin melebar dalam satu dekade terakhir.

Dilansir WAtoday, Selasa (19/1/2016) meningkatnya ketimpangan dan kesenjangan akan menjadi fokus utama para pemimpin politik serta menjadi tantangan besar buat elit global saat berkumpul di Davos dalam even tahunan World Economic Forum yang berlangsung 20 sampai 23 Januari 2016. Beberapa topik yang menjadi bahasan di antaranya ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim dan pembangunan yang merata.

Tidak hanya membahas kesenjangan yang terjadi seperti di Timur Tengah antara Syiah serta Sunni yang mencapai titik kritis. Forum tersebut juga akan membahas konflik Iran dan Arab Saudi yang semakin memanas akibat eksekusi yang dilakukan terhadap ulama Syiah.

Konflik juga melebar ke Eropa terkait bagaimana menangani krisis pengungsi yang terburuk sejak Perang Dunia 11 serta ketika Inggris Raya mengancam bakal meninggalkan Uni Eropa sehingga meningkatkan kecemasan di Benua Biru.

Di antara tokoh-tokoh utama yang hadir di Davos, akan ada Wakil Presiden AS Joe Biden, Menteri Luar Negeri John Kerry, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri Iran dan Arab Saudi. Selain itu akan ada juga Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau serta Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Mario Draghi.

Masalah berikutnya yang menjadi bahasan adalah inovasi teknologi yang kerap menimbulkan pergolakan sosial karena banyak pekerjaan yang tergantikan oleh robot. Laporan Oxfam menunjukkan bahwa kesenjangan global telah mencapai titik terendah dalam lebih dari satu dekade.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6738 seconds (0.1#10.140)