Sejak 70 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Kekurangan Listrik
Kamis, 21 Januari 2016 - 00:24 WIB
Sejak 70 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Kekurangan Listrik
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengakui sejak 70 tahun Indonesia merdeka, kapasitas listrik di Tanah Air masih jauh dari yang diharapkan. Hal tersebut terlihat dari kapasitas listrik di Indonesia yang masih 51.000 megawatt (MW).
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Nike Widyawati mengungkapkan, wilayah Indonesia di bagian pedalaman saat ini sangat membutuhkan listrik dan pemerintah sedang mengupayakan untuk kenaikan rasio elektrifikasi menjadi 97%.
"2019, kita naikkan rasio elektrifikasi 97%. Salah satunya yaitu dengan menggenjot realisasi program kelistrikan 35.000 MW. Sebab, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, Indonesia kalah jauh dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat," ujarnya, Rabu (20/1/2015).
Nike mengatakan, saat ini rasio elektrifikasi negara-negara tetangga, seperti Singapura sudah mencapai 100%, Malaysia 99%, Brunei Darussalam 99% dan Thailand 99%. Sementara Indonesia hingga saat ini baru mencapai 85%.
"Sejak Indonesia merdeka, kapasitas kita baru 51.000 MW. Sekarang, kita akan bangun 35.000 MW untuk mengejar kekurangan itu," tandasnya.
Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Nike Widyawati mengungkapkan, wilayah Indonesia di bagian pedalaman saat ini sangat membutuhkan listrik dan pemerintah sedang mengupayakan untuk kenaikan rasio elektrifikasi menjadi 97%.
"2019, kita naikkan rasio elektrifikasi 97%. Salah satunya yaitu dengan menggenjot realisasi program kelistrikan 35.000 MW. Sebab, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, Indonesia kalah jauh dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat," ujarnya, Rabu (20/1/2015).
Nike mengatakan, saat ini rasio elektrifikasi negara-negara tetangga, seperti Singapura sudah mencapai 100%, Malaysia 99%, Brunei Darussalam 99% dan Thailand 99%. Sementara Indonesia hingga saat ini baru mencapai 85%.
"Sejak Indonesia merdeka, kapasitas kita baru 51.000 MW. Sekarang, kita akan bangun 35.000 MW untuk mengejar kekurangan itu," tandasnya.
(dmd)
