BI Perkirakan Inflasi Januari 0,75%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di bulan Januari 2016 berada pada angka 0,75%. Capaian inflasi tersebut dipengaruhi oleh volatile food khususnya yang terkait dengan hortikultura seperti cabai merah dan bawang merah.
Selain itu, daging ayam dan telur ayam juga ditengarai menjadi tekanan inflasi awal tahun 2016 ini. Pasalnya kebijakan pembatasan impor yang diterapkan sejak akhir 2015 lalu dapat memicu kelangkaan pasokan yang pada akhirnya bisa mengerek harga telur dan daging ayam ras.
"Berdasarkan survei, sampai minggu ketiga ternyata di bulan Januari ini kira-kira inflasi di angka 0,75%. Konsisten dengan minggu pertama dan kedua," kata Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Dia menambahkan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada impor sapi juga akan mendorong kenaikan inflasi. "Tentu ada penjual (daging sapi) yang kemudian membebankan (PPN) itu kepada pembeli, sehingga bagi pembeli ini adalah tambahan biaya yang perlu dibayarkan," pungkasnya.
Meski inflasi Januari diprediksi tergolong cukup tinggi, namun Dia menyakini awal tahun ini tetap terkendali. Dia juga menegaskan ke depannya, inflasi akan dijaga pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan yakni sebesar 4±1% pada 2016-2017 dan 3,5±1% pada 2018.
Selain itu, daging ayam dan telur ayam juga ditengarai menjadi tekanan inflasi awal tahun 2016 ini. Pasalnya kebijakan pembatasan impor yang diterapkan sejak akhir 2015 lalu dapat memicu kelangkaan pasokan yang pada akhirnya bisa mengerek harga telur dan daging ayam ras.
"Berdasarkan survei, sampai minggu ketiga ternyata di bulan Januari ini kira-kira inflasi di angka 0,75%. Konsisten dengan minggu pertama dan kedua," kata Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Dia menambahkan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada impor sapi juga akan mendorong kenaikan inflasi. "Tentu ada penjual (daging sapi) yang kemudian membebankan (PPN) itu kepada pembeli, sehingga bagi pembeli ini adalah tambahan biaya yang perlu dibayarkan," pungkasnya.
Meski inflasi Januari diprediksi tergolong cukup tinggi, namun Dia menyakini awal tahun ini tetap terkendali. Dia juga menegaskan ke depannya, inflasi akan dijaga pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan yakni sebesar 4±1% pada 2016-2017 dan 3,5±1% pada 2018.
(akr)