Rincian Kenapa Skema Kilang Darat Terbaik Buat Blok Masela

Minggu, 24 Januari 2016 - 19:16 WIB
Rincian Kenapa Skema...
Rincian Kenapa Skema Kilang Darat Terbaik Buat Blok Masela
A A A
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya menekankan skema dengan pipa atau kilang darat (onshore) merupakan yang terbaik untuk pembangunan di Blok Masela, Maluku‎. Pasalnya biaya investasi dan biaya operasi skema pipaniasi yang jauh lebih rendah daripada Liquefied Natural Gas (LNG) Laut.

(Baca Juga: Jawaban Pemerintah Atas Tudingan Faisal Basri Soal Blok Masela)

Tenaga Ahli Bidang Energi Kemenko Maritim dan Sumber Daya Dr. Haposan Napitupulu menjelaskan skenario kilang LNG Darat lebih menguntungkan karena produksi gas yang dialirkan ke darat dapat diproses sebagai LNG dan sekaligud bahan baku untuk industri petrokimia (yang tidak akan terjadi jika dipilih LNG Laut).

"Dengan pemilihan kilang LNG Laut, harga gas sudah tidak ekonomis lagi bila digunakan untuk industri petrokimia atau industri lain karena LNG lebih mahal sebesar USD5-6 (ada biaya proses regasifikasi) dibandingkan harga gas alam dari pipa. Sehingga LNG produk kilang LNG Laut akan “terpaksa” di ekspor," jelasnya lewat keterangan resmi yang diterima Sindonews, Minggu (24/1/2016).

Dia menambahkan apabila menggunakan skema pipanisasi, maka LNG dapat di supply ke pulau-pulau disekitar Maluku dan NTT (Nusa Tenggara Timur) untuk pemenuhan kebutuhan energi dengan menggunakan small carrier yang tidak dapat dilakukan jika Kilang LNG dibangun di laut.

"Ketika harga crude (minyak mentah) mencapai di bawah USD 30 per bareal seperti saat ini, skenario LNG Laut akan menyebabkan hampir seluruh pendapatan negara tersedot membayar cost recovery. Sedangkan dengan skenario LNG Darat, yang sebagian gas untuk petrokimia yang harga jual gasnya tidak diikat dengan harga crude, akan tetap memberikan pendapatan stabil," ungkapnya.

(Baca Juga: Faisal Basri Ungkap Konflik Kepentingan Skema Blok Masela)

Dijelaskan juga bila skenario LNG Darat dikombinasikan dengan industri petrokimia, maka diyakini akan memberikan nilai tambah dan penyediaan lapangan kerja yang jauh lebih tinggi daripada skenario LNG Laut. "Berdasarkan pengalaman di Australia, sebanyak 7000 lebih tenaga kerja akan sia-sia bila skenario yang dipilih adalah LNG Laut," tutupnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0458 seconds (0.1#10.140)