Tips Cek Kesehatan Finansial

Minggu, 31 Januari 2016 - 12:25 WIB
Tips Cek Kesehatan Finansial
Tips Cek Kesehatan Finansial
A A A
ISU kesehatan tidak melulu tentang kesehatan fisik tapi juga kesehatan finansial. Aspek kesehatan dan keuangan tidak dapat dipisahkan dari keseharian, keduanya saling melengkapi satu sama lain.

Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi, tuntutan gaya hidup, dan target yang ingin dicapai, selain kesehatan Anda membutuhkan dukungan finansial yang baik dan terencana untuk mewujudkan semua. Tidak seperti kesehatan fisik, pada umumnya banyak orang yang kurang memahami pentingnya melakukan cek kesehatan finansial.

Rian Kaslan, EVP and Head of Wealth Management and Business Strategy Commonwealth Bank Indonesia dan penggiat gerakan literasi keuangan perempuan, Women Investment Series (WISE), berpesan, kebutuhan dan target yang ingin dicapai di setiap tahap kehidupan berbeda-beda untuk setiap orang.

"Dengan melakukan cek dan review secara berkala terhadap kondisi keuangan akan membantu Anda tetap on-track dan memberi rasa nyaman dalam menjalani kehidupan Anda, sama seperti jika Anda merasa sehat atau sakit secara fisik,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews.

Pengecekan kesehatan finansial (financial check up) yang komprehensif biasanya dilakukan ahli keuangan profesional dari penyedia jasa keuangan untuk memahami kebutuhan dan memberikan solusi keuangan yang tepat bagi nasabah. Untuk melakukan pengecekan mendasar terhadap kondisi kesehatan keuangan pribadi atau keluarga dapat Anda lakukan sendiri.

Rian menyampaikan daftar pertanyaan yang dapat membantu Anda mengecek dan evaluasi sendiri kondisi keuangan Anda, berikut daftar pertanyaannya:

• Berapa besar beban kredit bulanan Anda?

Idealnya total beban kredit, baik kredit jangka panjang maupun cicilan jangka pendek, yang harus dipenuhi setiap bulannya tidak lebih dari sepertiga pendapatan Anda.

• Apakah Anda memiliki pos dana darurat?

Kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan tetapi untuk berjaga-jaga sebaiknya Anda memiliki dana yang dicadangkan untuk keadaan darurat sebesar minimal 3 kali dari pengeluaran bulanan, contohnya untuk keperluan dana kesehatan atau pengganti sumber penghasilan sementara jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

• Berapa alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup Anda?

Tuntutan gaya hidup kaum urban, seperti belanja pakaian bermerek atau nongkrong, kian meningkat dan kadang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan, sehingga kerap menjerumuskan orang pada kesulitan keuangan atau bahkan tumpukan utang.

“Hindari terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan. Sebaiknya alokasi untuk memenuhi gaya hidup Anda tidak lebih dari 20% dari penghasilan Anda,” ujar Rian.

• Berapa alokasi dana untuk ditabung?


Jadikan menabung dan berinvestasi sebagai prioritas utama keuangan Anda. Besarnya persentase dana yang dialokasikan akan berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada usia, tanggungan anak, dan kebutuhan lain. Idealnya alokasikan setidaknya 30% dari gaji setiap bulan.

• Apakah Anda memiliki perencanaan keuangan yang cukup untuk mewujudkan target jangka panjang?

Kondisi keuangan Anda saat ini dapat merefleksikan dan mendasari kebutuhan keuangan Anda di masa depan, terutama jika Anda memiliki target jangka panjang yang ingin dicapai, seperti membeli rumah, modal usaha, atau dana pensiun. Perencanaan keuangan dapat membantu Anda dalam menentukan prioritas dan mencapai target. Menabung saja tidak cukup dengan tingkat inflasi yang cenderung terus naik dari tahun ke tahun. Solusinya adalah miliki investasi jangka menengah atau jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan masa depan Anda.

Jadi, bagaimana kondisi kesehatan finansial Anda?
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7744 seconds (0.1#10.140)