Rantai Panjang Distribusi Cabai Penyebab Inflasi

Senin, 01 Februari 2016 - 16:52 WIB
Rantai Panjang Distribusi...
Rantai Panjang Distribusi Cabai Penyebab Inflasi
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan alasan kenapa cabai merah tidak pernah absen sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi. Penyebabnya tidak lain lantaran pola distribusi perdagangan cabai merah sebagai yang terpanjang di Tanah Air.

(Baca Juga: Selusin Komoditas Ini Penyumbang Inflasi Januari 2016)

Kepala BPS Suryamin mengatakan karena pola distribusi yang panjang menyebabkan harga cabai merah setiap bulannya menyumbang inflasi untuk Indonesia. Tercatat rantai perdagangan terpanjang terjadi pada pulau Jawa Tengah dan terpendek di Sulawesi Utara.‎ Sementara untuk pembeli terbesar ada di Kalimantan Utara dan distribusi terbesar di Yogyakarta.

"Angka ini kami rilis setahun sekali. Paling panjang pola distribusinya adalah perdagangan cabai merah. Dari pedagang pengepul, lanjut ke distributor, dari sana masih ke sub distributor, kemudian ke agen, lalu ke sub agen dan pedagang grosir, kemudian ke pengecer dan supermarket, baru sampai ke industri pengolahan, rumah tangga dan usaha lainnya yang merupakan konsumen akhir. Itulah sebabnya, harga cabai merah tinggi sekali," jelasnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/2/2016).

Sedangkan untuk pola distribusi perdagangan terpendek terjadi pada bawang merah, dengan ringkasannya yaitu, dari petani ke agen dan langsung ke pengecer. Sehingga harganya terkendali.

"Ini bagus, dari petani langsung ke agen, dan marginnya tidak terlalu banyak. karena jika margin banyak, konsumen akan bayar mahal. Harusnya dari pengecer langsung ke pengguna. Ini terbaik untuk bawang merah," ungkapnya.

Dijelaskan juga untuk komoditas lainnya, pola rantai distribusi beras terpanjang terjadi di DKI Jakarta dan terpendek di Sulawesi Utara dengan pembeli terbesar di Kalimantan Utara dan distribusi terbesar di Sumatera Barat. Berikutnya adalah jagung pipilan dengan pola distribusi dagang terpanjang di Jawa Tengah dan yang terpendek di Sulawesi Utara.

"Terakhir adalah daging ayam ras, dengan pola distribusi terpanjang di DKI Jakarta, terpendek di Kalimantan Barat. Pembeli terbesar di ujung timur Indonesia, di Papua dan distribusi terbesar di Kaltara," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0625 seconds (0.1#10.140)