XL Berencana Right Issue 2,75 Miliar Saham
A
A
A
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) pada semester I tahun 2016 berencana melakukan penerbitan saham baru (right issue) sebesar 2,75 miliar lembar saham. Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan perolehan dana right issue tersebut akan digunakan perseroan untuk membayar kembali pinjaman dari pemegang saham sebesar USD500 juta.
"Harga saham akan ditentukan dan ditetapkan secara bersama oleh XL Axiata dan para pembeli siaga, kami juga akan memberikan diskon harga saham tapi diperkirakan tidak lebih dari 20% TERP pada tanggal penetapan harga," jelasnya dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dia meyakini, melalui aksi korporasi tersebut, akan berdampak pada posisi keuangan dan mengurangi risiko dan dampak valuta asing. Sebagai catatan, utang XL hingga akhir tahun lalu mencapai Rp27 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp29,6 triliun.
"Kami juga akan menjual menara hasil akuisisi Axis sebanyak 2.000-2.500 tower, dana tersebut juga digunakan untuk membayar utang jatuh tempo tahun ini senilai USD500 juta," paparnya.
Diterangkan untuk proses aksi korporasi ini sendiri masih harus mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Maret 2016 dan diharapkan prosesnya bisa selesai pada semester pertama 2016.
Adapun penasehat keuangan yang ditunjuk untuk right issue ini yakni Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas. Untuk informasi, pemegang saham utama dari XL yaitu Axiata Group, memiliki sekitar 66,4% saham XL. "Induk usaha telah mengungkapkan rencanannya untuk mengambil haknya secara pro rata atas penerbitan saham baru tersebut," tandasnya.
"Harga saham akan ditentukan dan ditetapkan secara bersama oleh XL Axiata dan para pembeli siaga, kami juga akan memberikan diskon harga saham tapi diperkirakan tidak lebih dari 20% TERP pada tanggal penetapan harga," jelasnya dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dia meyakini, melalui aksi korporasi tersebut, akan berdampak pada posisi keuangan dan mengurangi risiko dan dampak valuta asing. Sebagai catatan, utang XL hingga akhir tahun lalu mencapai Rp27 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp29,6 triliun.
"Kami juga akan menjual menara hasil akuisisi Axis sebanyak 2.000-2.500 tower, dana tersebut juga digunakan untuk membayar utang jatuh tempo tahun ini senilai USD500 juta," paparnya.
Diterangkan untuk proses aksi korporasi ini sendiri masih harus mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Maret 2016 dan diharapkan prosesnya bisa selesai pada semester pertama 2016.
Adapun penasehat keuangan yang ditunjuk untuk right issue ini yakni Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas. Untuk informasi, pemegang saham utama dari XL yaitu Axiata Group, memiliki sekitar 66,4% saham XL. "Induk usaha telah mengungkapkan rencanannya untuk mengambil haknya secara pro rata atas penerbitan saham baru tersebut," tandasnya.
(akr)