Dua Pabrik Elektronik Asal Jepang Tutup, Sharp Justru Optimistis
A
A
A
JAKARTA - Dua perusahaan raksasa elektronik asal Jepang yakni Panasonic dan Toshiba menutup pabriknya di Indonesia awal tahun ini. Kondisi ini justru membuat PT SHARP Electronic Indonesia (SEID) semakin optimistis untuk tetap bertahan dan berkembang di Tanah Air.
"Kami sangat optimis. Tahun 2013 hingga 2015 kondisi ekonomi juga tidak begitu baik. Nilai tukar Rupiah juga tidak stabil dan Upah Minimum juga naik,"ujar President Director PT SHARP Electronics Indonesia (SEID), Fumihiro Irie di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Dia mengungkapkan, Sharp menjadikan apa yang terjadi di masa 2013 hingga 2015 sebagai pembelajaran untuk menentukan langkah ke depan. "Kami sudah banyak belajar untuk bertahan disini dan ke depan kami juga akan bertahan," ucap Irie.
Di kesempatan yang sama, General Manager Product Planning Division SEID, Herdiana Anita Pisceria mengamini apa yang disampaikan Irie. "Kita bisa mengisi market (akibat ditutupnya dua produsen besar Jepang) tersebut,"ujarnya dengan optimistis.
Herdiana menjabarkan, pihaknya memiliki emapat strategi dasar untuk memasuki pasar. Mulai dari perbaikan penjualan, produksi produk baru setiap tahun, layanan dealer diperkuat dan memberikan rasa aman kepada pelanggan.
"Dengan perkuat empat strategi ini, produk apapun bisa masuk," katanya.
Hal ini bukan hanya sebagai omong kosong belaka, pasalnya, Sharp justru meluncurkan TV baru dengan menyasar segmen premium. "Pasar ini di Indonesia masih tumbuh. Kita akan ke tempat-tempat tertentu sebagai teknik pemasarannya dan juga mendukung klu-klub premium," terang Herdiana.
Wanita berperawakan mungil itu menjabarkan, kondisi ekonomi Indonesia yang cukup sulit, justru pasar Sharp masih menjanjikan. Tahun 2015, performa penjulaan unit LED TV mampu mencapai angka 116,9% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan market share sekitar 14%. Bahkan, pasar Ultra-High Definition (UHD) LED TV menembus angka 542,6%.
Selain itu, perusahaan berbasis di Jepang ini juga menekankan bahwa , Sharp tidak akan melakukan aksi PHK meski kondisi ekonomi Indonesia belum stabil. "Tahun kemarin tidak ada PHK, begitu juga di tahun ini," tegas Herdiana.
Baca:
Dua Perusahaan Elektronik Jepang di RI PHK 2.500 Karyawan
KSPI: Wajar Pemerintah Kaget Panasonic dan Toshiba Tutup Pabrik
Sharp Luncurkan TV Aquos Beresolusi Setara 8K Pertama di Dunia
"Kami sangat optimis. Tahun 2013 hingga 2015 kondisi ekonomi juga tidak begitu baik. Nilai tukar Rupiah juga tidak stabil dan Upah Minimum juga naik,"ujar President Director PT SHARP Electronics Indonesia (SEID), Fumihiro Irie di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
Dia mengungkapkan, Sharp menjadikan apa yang terjadi di masa 2013 hingga 2015 sebagai pembelajaran untuk menentukan langkah ke depan. "Kami sudah banyak belajar untuk bertahan disini dan ke depan kami juga akan bertahan," ucap Irie.
Di kesempatan yang sama, General Manager Product Planning Division SEID, Herdiana Anita Pisceria mengamini apa yang disampaikan Irie. "Kita bisa mengisi market (akibat ditutupnya dua produsen besar Jepang) tersebut,"ujarnya dengan optimistis.
Herdiana menjabarkan, pihaknya memiliki emapat strategi dasar untuk memasuki pasar. Mulai dari perbaikan penjualan, produksi produk baru setiap tahun, layanan dealer diperkuat dan memberikan rasa aman kepada pelanggan.
"Dengan perkuat empat strategi ini, produk apapun bisa masuk," katanya.
Hal ini bukan hanya sebagai omong kosong belaka, pasalnya, Sharp justru meluncurkan TV baru dengan menyasar segmen premium. "Pasar ini di Indonesia masih tumbuh. Kita akan ke tempat-tempat tertentu sebagai teknik pemasarannya dan juga mendukung klu-klub premium," terang Herdiana.
Wanita berperawakan mungil itu menjabarkan, kondisi ekonomi Indonesia yang cukup sulit, justru pasar Sharp masih menjanjikan. Tahun 2015, performa penjulaan unit LED TV mampu mencapai angka 116,9% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan market share sekitar 14%. Bahkan, pasar Ultra-High Definition (UHD) LED TV menembus angka 542,6%.
Selain itu, perusahaan berbasis di Jepang ini juga menekankan bahwa , Sharp tidak akan melakukan aksi PHK meski kondisi ekonomi Indonesia belum stabil. "Tahun kemarin tidak ada PHK, begitu juga di tahun ini," tegas Herdiana.
Baca:
Dua Perusahaan Elektronik Jepang di RI PHK 2.500 Karyawan
KSPI: Wajar Pemerintah Kaget Panasonic dan Toshiba Tutup Pabrik
Sharp Luncurkan TV Aquos Beresolusi Setara 8K Pertama di Dunia
(akr)