Pariwisata Negeri Laskar Pelangi Terganjal Pasokan Listrik

Jum'at, 05 Februari 2016 - 11:58 WIB
Pariwisata Negeri Laskar Pelangi Terganjal Pasokan Listrik
Pariwisata Negeri Laskar Pelangi Terganjal Pasokan Listrik
A A A
JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung mengeluhkan minimnya pasokan listrik yang masuk ke daerah tersebut. Sebab, minimnya pasokan listrik membuat pengembangan kawasan industri dan pariwisata di Negeri Laskar Pelangi tersebut tersendat.

Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan, beberapa waktu lalu investor di industri perhotelan banyak yang mengajukan investasi ke Belitung. Namun, lantaran listrik di Belitung masih minim, investor pun mengurungkan niatnya.

"‎Beberapa hotel yang mengajukan ke kita, mereka terhalang karena tidak ada listrik. Sehingga investasi membangun pariwisata dan sektor industri akan berkembang," katanya di Kawasan Industri Suge, Kabupaten Belitung, Jumat (5/2/2016).

Sahani bersyukur dengan keaktifan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengundang investor di sektor kelistrikan untuk masuk dan menanamkan modalnya di Belitung.

"‎Alhamdulillah Pak Franky (Kepala BKPM Franky Sibarai) bawa ada calon investor yang akan berinvestasi di listrik. Sehingga ke depan tidak ada lagi persoalan, selama ini daerah kita tidak berkembang karena tidak ada listrik," imbuh dia.

Sementara, Franky Sibarani menuturkan, beberapa waktu lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menemuinya untuk membicarakan mekanisme khusus investasi sektor kelistrikan di Belitung. Sebab, sudah terlalu lama Belitung kekurangan pasokan listrik sementara potensinya luar biasa besar.

‎"Proses pendirian listrik di sini harus dengan mekanisme khusus. Kita sambil paralel undang investornya, dalam waktu dekat kita undang PLN untuk segera mewujudkan listrik di Belitung," terangnya.

Dia menjelaskan, mekanisme yang dimungkinkan adalah dengan daerah mengusulkan langsung mengenai kondisi listrik di Belitung. Saat ini, kapasitas listrik yang dibutuhkan di Belitung sebesar 160 megawatt (MW).

"Tapi kalau kita lihat ke depan dengan pembangunan di sini, otomatis butuh listrik lebih besar. Tentu tidak menutup kemungkinan akan dimulai dengan 250 MW. Tinggal bagaimana sekarang mekanisme sehingga prosesnya menjadi lebih cepat. Baru 60 MW yang dipenuhi," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7964 seconds (0.1#10.140)