IHSG Diprediksi Masih Sulit Keluar dari Tekanan
IHSG Diprediksi Masih Sulit Keluar dari Tekanan
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari diprediksi oleh Analis Reliance Securities Lanjar Nafi masih akan mengalami tekanan dengan menguji MA200 yang telah menjadi support.
"Secara teknikal, IHSG terkoreksi wajar setelah berhasil menguat cukup tinggi hingga di atas MA200. dengan range 4.705-4.800," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Dia menambahkan sentimen selanjutnya akan datang dari Eropa, ketika Komisi Eropa akan mengeluarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang biasakan menjadi trigger investor disaat kekhawatiran ekonomi global terus membayangi.
Sentimen dari dalam negeri sendiri akan datang dari data penjualan mobil dan penjualan eceran dengan ekspektasi cukup negatif. Sementara IHSG kemarin ikut terkoreksi -30,32 poin sebesar -0,63% di level 4.768,63 dengan volume yang kembali rendah setelah pekan lalu mengalami penguatan tertinggi dibursa global.
Tekanan dari sentimen negatif dari Jepang mampu menjadikan alasan investor domestik melakukan aksi ambil untung. "Namun investor asing masih terlihat melakukan aksi beli cukup besar pada level Rp337,38 miliar. Kembali sektor konsumer menjadi menjadi favorit," pungkasnya.
"Secara teknikal, IHSG terkoreksi wajar setelah berhasil menguat cukup tinggi hingga di atas MA200. dengan range 4.705-4.800," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Dia menambahkan sentimen selanjutnya akan datang dari Eropa, ketika Komisi Eropa akan mengeluarkan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang biasakan menjadi trigger investor disaat kekhawatiran ekonomi global terus membayangi.
Sentimen dari dalam negeri sendiri akan datang dari data penjualan mobil dan penjualan eceran dengan ekspektasi cukup negatif. Sementara IHSG kemarin ikut terkoreksi -30,32 poin sebesar -0,63% di level 4.768,63 dengan volume yang kembali rendah setelah pekan lalu mengalami penguatan tertinggi dibursa global.
Tekanan dari sentimen negatif dari Jepang mampu menjadikan alasan investor domestik melakukan aksi ambil untung. "Namun investor asing masih terlihat melakukan aksi beli cukup besar pada level Rp337,38 miliar. Kembali sektor konsumer menjadi menjadi favorit," pungkasnya.
(akr)
Explore More