Reli Mulai Terbatas, IHSG Pekan Depan Diprediksi Uji Support 7.100
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpeluang menguji level support pada Senin (11/12). Reli penguatan indeks yang terbatas tampak dari candlestick yang membentuk long upper shadow pada penutupan Jumat (8/12).
Upper shadow panjang menandai bahwa level tertinggi telah dicapai tetapi tak bertahan karena tekanan jual yang kuat. Sementara indikator Stochastic RSI mengindikasikan pembentukan deathcross di area jenuh beli (overbought).
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan rawan koreksi ke support level 7.100 pada pekan depan," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Minggu (10/12/2023).
Pelaku pasar masih menantikan pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13 Desember mendatang. The Fed diperkirakan kuat bakal kembali menahan bunga acuan menyusul pelemahan data konsumsi belakangan ini.
Rilis sejumlah data makro, termasuk inflasi hingga tingkat pengangguran turut menjadi perhatian investor. Indeks harga konsumen (CPI) AS periode November diproyeksi turun di level 3,1%, sedangkan inflasi inti yang mengabaikan komponen pangan dan energi diprediksi stabil.
The Fed, bank sentral Eropa (ECB), dan Bank of England (BoE) juga bakal mengadakan pertemuan pekan depan. ECB dan BoE diramal akan mengambil yang sama dengan menahan suku bunga pada pertemuan Desember ini.
Dari dalam negeri, Indonesia akan merilis angka penjualan ritel sebagai ukuran belanja konsumen domestik. Bisnis ritel melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah eceran.
Upper shadow panjang menandai bahwa level tertinggi telah dicapai tetapi tak bertahan karena tekanan jual yang kuat. Sementara indikator Stochastic RSI mengindikasikan pembentukan deathcross di area jenuh beli (overbought).
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan rawan koreksi ke support level 7.100 pada pekan depan," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Minggu (10/12/2023).
Pelaku pasar masih menantikan pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13 Desember mendatang. The Fed diperkirakan kuat bakal kembali menahan bunga acuan menyusul pelemahan data konsumsi belakangan ini.
Rilis sejumlah data makro, termasuk inflasi hingga tingkat pengangguran turut menjadi perhatian investor. Indeks harga konsumen (CPI) AS periode November diproyeksi turun di level 3,1%, sedangkan inflasi inti yang mengabaikan komponen pangan dan energi diprediksi stabil.
The Fed, bank sentral Eropa (ECB), dan Bank of England (BoE) juga bakal mengadakan pertemuan pekan depan. ECB dan BoE diramal akan mengambil yang sama dengan menahan suku bunga pada pertemuan Desember ini.
Dari dalam negeri, Indonesia akan merilis angka penjualan ritel sebagai ukuran belanja konsumen domestik. Bisnis ritel melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen dalam jumlah eceran.
(nng)