Harga Minyak Dunia Membaik di Tengah Negosiasi Iran-Arab Saudi
A
A
A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia terdorong lebih tinggi pada hari ini, setelah Iran dikabarkan siap membuka kerjasama dengan Arab Saudi dan diperkirakan bakal memulihkan harga minyak yang sempat jatuh sebesar 8% pada sesi sebelumnya. Tekanan kepada minyak global masih terjadi seiring minimnya permintaan dan pasar ekuitas yang makin melemah.
Dilansir Reuters, Rabu (10/2/2016) kenaikan harga minyak dunia didukung oleh pernyataan dari Menteri ESDM Iran di Teheran yang menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan Arab Saudi untuk memperbaiki kondisi di pasar minyak dunia.
Sementara itu International Energy Agency (IEA) menjelaskan negara-negara organiasi pengekspor minyak (OPEC) kemungkinan besar akan membuat kesepakatan dengan produsen lain untuk mengurangi produksi internasional. Stok minyak global diprediksi akan berkurang saat produksi minyak AS diyakini akan menurun.
"Pada hari sebelumnya saat volatilitas tinggi diperkirakan akibat adanya kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global tetap tinggi," jelas analis ANZ dalam sebuah catatan.
Minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan 75 sen atau 2,5% menjadi USD31,07 per barel pada pukul 02.19 GMT. Sedangkan minyak AS untuk penguruman Februari membaik 58% atau menjadi USD28,52 per barel.
Administrasi Informasi Energi AS mengumumkan kemarin pertumbuhan permintaan minyak 2016 diperkirakan mencapai 110.000 barel per hari (bpd) dari pertumbuhan sebelumnya 160.000 bpd. "Minyak tetap rentan terhadap kelemahan lebih lanjut seperti data pasar saham," kata ANZ.
Dilansir Reuters, Rabu (10/2/2016) kenaikan harga minyak dunia didukung oleh pernyataan dari Menteri ESDM Iran di Teheran yang menyatakan siap untuk bernegosiasi dengan Arab Saudi untuk memperbaiki kondisi di pasar minyak dunia.
Sementara itu International Energy Agency (IEA) menjelaskan negara-negara organiasi pengekspor minyak (OPEC) kemungkinan besar akan membuat kesepakatan dengan produsen lain untuk mengurangi produksi internasional. Stok minyak global diprediksi akan berkurang saat produksi minyak AS diyakini akan menurun.
"Pada hari sebelumnya saat volatilitas tinggi diperkirakan akibat adanya kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global tetap tinggi," jelas analis ANZ dalam sebuah catatan.
Minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan 75 sen atau 2,5% menjadi USD31,07 per barel pada pukul 02.19 GMT. Sedangkan minyak AS untuk penguruman Februari membaik 58% atau menjadi USD28,52 per barel.
Administrasi Informasi Energi AS mengumumkan kemarin pertumbuhan permintaan minyak 2016 diperkirakan mencapai 110.000 barel per hari (bpd) dari pertumbuhan sebelumnya 160.000 bpd. "Minyak tetap rentan terhadap kelemahan lebih lanjut seperti data pasar saham," kata ANZ.
(akr)