AP II Raih Kredit Pinjaman Rp2,1 Triliun

Sabtu, 20 Februari 2016 - 15:30 WIB
AP II Raih Kredit Pinjaman...
AP II Raih Kredit Pinjaman Rp2,1 Triliun
A A A
BANDUNG - PT Angkasa Pura II (AP II) memperoleh kredit pinjaman dari sindikasi tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp2,1 triliun.

Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi menjelaskan, kredit pinjaman tersebut akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan Terminal 3 Ultimate dan penebalan landasan pacu (overlay) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengakreng, Banten.

"Minggu depan kami akan menandatangani kredit sindikasi antara AP II dengan tiga bank BUMN sebesar Rp2,1 triliun," kata Budi usai menghadiri penghargaan BUMN Hadir Untuk Negeri di Hotel Panghegar, Bandung, kemarin.

Ketiga sindikasi bank BUMN tersebut di antaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Komitmen ini salah satu bentuk sinergi BUMN.

"Untuk pendanaan ini kita konsen dulu di Bandara Soekarno-Hatta, tenornya kami memilih dengan jangka waktu 7 hingga 10 tahun," paparnya.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, total dana belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan pada tahun ini berkisar antara Rp9 triliun sampai Rp10 triliun. Selain dari sindikasi perbankan, AP II pada bulan Juni 2016 berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp2 triliun.

"Capex tersebut akan kami gunakan untuk pembangunan dan pengembangan sejumlah bandara di AP II, sebelumnya kami juga sudah menerbitkan obligasi sebesar Rp4 triliun," ungkap Budi.

Menurutnya, total biaya Terminal 3 Ultimate mencapai Rp5,5 triliun. Hingga saat ini realisasi pembangunan fisiknya telah mencapai 96%. Untuk soft opening terminal tersebut akan dilaksanakan pada Mei 2016.

Pada tahun ini, kata dia, perseroan membidik pendapatan sebesar Rp7,7 triliun atau tumbuh lebih dari 30% dibanding target hingga akhir 2015 lalu yang diproyeksikan mencapai Rp5,7 triliun.

Budi mengatakan, perseroan akan fokus mengembangkan pendapatan dari lini bisnis non aerotransport yaitu kargo dan ritel. Jika sebelumnya porsi non aero sebesar 35%, tahun depan akan digenjot menjadi 40%-43%.

"Kami akan merenovasi sejumlah terminal di beberapa bandara, khususnya yang memiliki wilayah kargo dan kawasan ritel. Sehingga porsi bisnis nonaero menjadi 40%-43%," kata dia.

Untuk laba bersih, perseroan hingga akhir 2016 berharap bisa memperoleh sebesar Rp1,6 triliun sampai Rp1,7 triliun.

Sementara, Menteri BUMN Rini Soemarno meminta perusahaan pelat merah untuk melanjutkan program Bedah Rumah Veteran yang telah dilakukan BUMN pada 2015 dalam rangkaian BUMN Hadir untuk Negeri.

Dia juga meminta BUMN tetap berkomitmen merenovasi rumah para veteran sampai seluruh rumah veteran menjadi layak huni.

"Saya sungguh mengapresiasi berbagai program yang dilakukan oleh teman-teman BUMN, di antaranya program yang sangat terasa dan betul-betul dengan dedikasi adalah bedah rumah para veteran," ujar Rini.

Dia menjelaskan, pada 2015 Bedah Rumah dilakukan di 34 provinsi di mana masing-masing provinsi membedah 45 rumah. "Saya melihat kondisi rumah veteran memprihatinkan. Maka saya mohon komitmennya pada BUMN supaya jangan hanya berhenti di 45 rumah. Semua veteran kita rumahnya harus memadai," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.8810 seconds (0.1#10.140)