JK Ingatkan Larangan Ekspor Mineral Dongkrak Ekonomi RI
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengingatkan bahwa larangan ekspor mineral mentah (ore) dalam Undang-undang (UU) Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba), menjadi salah satu hal yang mampu mendongkrak ekonomi Indonesia. Pernyataan ini seakan menolak rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang ingin melonggarkan ekspor mineral.
(Baca Juga: Darmin Tak Tahu Rencana ESDM Longgarkan Ekspor Mineral Mentah)
Dia menambahkan larangan ekspor mineral mentah menurutnya bisa menjadi cara meredam dampak gejolak perekonomian global ke ekonomi domestik karena membuat ekspor barang tambang dari Tanah Air menjadi lebih bernilai tambah. "Produk tambang harus diekspor tidak boleh lagi dalam bentuk mentah, tapi harus diolah," jelasnya di Hotel Shangrilla, Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Lanjut dia Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dicapai. Sebab, meskipun banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan, namun tidak sedikit pula situasi negatif yang menjadi tantangan.
Mantan Wapres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan, Indonesia memiliki masalah yang timbul baik dari dalam dan luar negeri. Salah satunya mengenai perlambatan ekonomi dunia yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. "Perlambatan ekonomi dunia membuat perlambatan di berbagai aspek, perlambatan ekonomi global, regional-regional termasuk di Indonesia," tandasnya.
(Baca Juga: Darmin Tak Tahu Rencana ESDM Longgarkan Ekspor Mineral Mentah)
Dia menambahkan larangan ekspor mineral mentah menurutnya bisa menjadi cara meredam dampak gejolak perekonomian global ke ekonomi domestik karena membuat ekspor barang tambang dari Tanah Air menjadi lebih bernilai tambah. "Produk tambang harus diekspor tidak boleh lagi dalam bentuk mentah, tapi harus diolah," jelasnya di Hotel Shangrilla, Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Lanjut dia Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dicapai. Sebab, meskipun banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan, namun tidak sedikit pula situasi negatif yang menjadi tantangan.
Mantan Wapres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan, Indonesia memiliki masalah yang timbul baik dari dalam dan luar negeri. Salah satunya mengenai perlambatan ekonomi dunia yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. "Perlambatan ekonomi dunia membuat perlambatan di berbagai aspek, perlambatan ekonomi global, regional-regional termasuk di Indonesia," tandasnya.
(akr)