Laba Bersih Astra International Menyusut 25% Menjadi Rp14,5 T
Laba Bersih Astra International Menyusut 25% Menjadi Rp14,5 T
A
A
A
JAKARTA - PT Astra International Tbk mencatatkan laba bersih secara keseluruhan sektor bisnis menyusut 25% menjadi Rp14,5 triliun. Sedangkan untuk pendapatan bersih konsolidasi Astra juga menurun Rp184,2 triliun pada tahun 2015 atau sebesar 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca Juga: InnovAstra Total Lahirkan Jutaan Proyek)
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menerangkan dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, penyusutan ini disebabkan oleh penurunan di segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, serta agribisnis.
"Grup Astra mengalami tantangan bisnis sepanjang tahun 2015. Kami masih bersikap hati-hati terhadap prospek bisnis mendatang, namun dengan didukung kemampuan Perseroan menghasilkan kas yang baik serta neraca keuangan yang kuat, Perseroan terus berinvestasi bagi masa depan, dan siap memanfaatkan peluang,” jelasnya di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Sementara itu tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai properti tambang batu bara pada tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya, laba bersih Perseroan turun 20% menjadi Rp 16 triliun. Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 2.521 pada 31 Desember 2015, meningkat 7% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014.
Nilai kas bersih secara keseluruhan, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 1 triliun, dibandingkan dengan utang bersih yang mencapai Rp 3,3 triliun pada akhir tahun 2014, karena arus masuk modal kerja yang kuat. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 44,6 triliun, dibandingkan dengan Rp45,9 triliun pada akhir 2014.
Dividen final Rp 113 per saham (tahun 2014: Rp 152 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan pada April 2016.
Dividen final yang diusulkan bersamaan dengan dividen interim sebesar Rp 64 per saham (tahun 2014: Rp 64 per saham) akan membuat total dividen tahun ini menjadi Rp 177 per saham (tahun 2014: Rp 216 per saham), mewakili rasio pembagian dividen sebesar 50% (tahun 2014: 46%).
(Baca Juga: InnovAstra Total Lahirkan Jutaan Proyek)
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menerangkan dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews, penyusutan ini disebabkan oleh penurunan di segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, serta agribisnis.
"Grup Astra mengalami tantangan bisnis sepanjang tahun 2015. Kami masih bersikap hati-hati terhadap prospek bisnis mendatang, namun dengan didukung kemampuan Perseroan menghasilkan kas yang baik serta neraca keuangan yang kuat, Perseroan terus berinvestasi bagi masa depan, dan siap memanfaatkan peluang,” jelasnya di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Sementara itu tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai properti tambang batu bara pada tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya, laba bersih Perseroan turun 20% menjadi Rp 16 triliun. Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp 2.521 pada 31 Desember 2015, meningkat 7% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2014.
Nilai kas bersih secara keseluruhan, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 1 triliun, dibandingkan dengan utang bersih yang mencapai Rp 3,3 triliun pada akhir tahun 2014, karena arus masuk modal kerja yang kuat. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 44,6 triliun, dibandingkan dengan Rp45,9 triliun pada akhir 2014.
Dividen final Rp 113 per saham (tahun 2014: Rp 152 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan pada April 2016.
Dividen final yang diusulkan bersamaan dengan dividen interim sebesar Rp 64 per saham (tahun 2014: Rp 64 per saham) akan membuat total dividen tahun ini menjadi Rp 177 per saham (tahun 2014: Rp 216 per saham), mewakili rasio pembagian dividen sebesar 50% (tahun 2014: 46%).
(akr)
Explore More