Hasyim Muzadi Undang Try Sutrisno dan Wantimpres Bahas MEA
A
A
A
DEPOK - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi menggelar diskusi terbatas mengundang Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih.
Diskusi tersebut bertema Moderasi Cegah Dini Radikalisme dan Terorisme Menuju Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diskusi ini dihadiri warga Nahdliyin.
"Kami undang tokoh-tokoh yang mempunyai akses langsung ke masyarakat. Kadang-kadang orang bisa jelaskan, tapi enggak punya akses. Tetapi tokoh di sini bisa menyerap yamg disampaikan. Wantimpres ingin menerobos bagaimana ide-ide kenegaraan diaplikasikan," katanya di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Selasa (1/3/2016).
Hasyim yang juga bagian dari Wantimpres menambahkan berbagai saran terkait MEA juga disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. "Wantimpres fungsinya diminta atau tak diminta boleh memberikan saran. Tetapi Presiden juga bebas menerima atau tidak. Jadi podo- podo, beda dengan kementerian. Bukan hanya terbatas pada kementerian per bidang, tapi semua hal untuk bangsa dan negara," tegasnya.
Ketua Wantimpres Sri Adiningsih menambahkan, terjadi perubahan pasar yang besar di Indonesia sejak awal 2016 sejak diberlakukannya MEA. Saat ini, tidak ada batas lagi dalam proses keluar masuk arus barang.
"Ekonomi dunia sekarang semakin terbuka. Batas-batasnya tak ada pintu, tak kelihatan, tak nampak. MEA menciptakan kesempatan besar bagi Indonesia untuk berkembang namun persaingan meningkat," tuturnya.
Dia menambahkan, pemerintah tengah meningkatkan kualitas SDM, daya saing internasional, dan membangun ekonomi domestik. "Pembangunan dari pinggiran diharapkan mampu menurunkan ketimpangan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih merata," tandas Sri.
Diskusi tersebut bertema Moderasi Cegah Dini Radikalisme dan Terorisme Menuju Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diskusi ini dihadiri warga Nahdliyin.
"Kami undang tokoh-tokoh yang mempunyai akses langsung ke masyarakat. Kadang-kadang orang bisa jelaskan, tapi enggak punya akses. Tetapi tokoh di sini bisa menyerap yamg disampaikan. Wantimpres ingin menerobos bagaimana ide-ide kenegaraan diaplikasikan," katanya di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Selasa (1/3/2016).
Hasyim yang juga bagian dari Wantimpres menambahkan berbagai saran terkait MEA juga disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. "Wantimpres fungsinya diminta atau tak diminta boleh memberikan saran. Tetapi Presiden juga bebas menerima atau tidak. Jadi podo- podo, beda dengan kementerian. Bukan hanya terbatas pada kementerian per bidang, tapi semua hal untuk bangsa dan negara," tegasnya.
Ketua Wantimpres Sri Adiningsih menambahkan, terjadi perubahan pasar yang besar di Indonesia sejak awal 2016 sejak diberlakukannya MEA. Saat ini, tidak ada batas lagi dalam proses keluar masuk arus barang.
"Ekonomi dunia sekarang semakin terbuka. Batas-batasnya tak ada pintu, tak kelihatan, tak nampak. MEA menciptakan kesempatan besar bagi Indonesia untuk berkembang namun persaingan meningkat," tuturnya.
Dia menambahkan, pemerintah tengah meningkatkan kualitas SDM, daya saing internasional, dan membangun ekonomi domestik. "Pembangunan dari pinggiran diharapkan mampu menurunkan ketimpangan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih merata," tandas Sri.
(izz)