Antisipasi Tenaga Kerja Asing, Pekerja Lokal Butuh Perlindungan
A
A
A
SEMARANG - Ketua DPW Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Jawa Tengah (Jateng) Nanang Setiyono menyatakan, pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dalam negeri. Jangan sampai dengan banyaknya tenaga kerja asing membuat pekerja lokal tersingkir.
“Tenaga kerja di Indonesia selama ini tidak difasilitasi sejak awal untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA (Masyarakat EKonomi ASEAN). Buruh cenderung berjalan sendiri,” ujarnya, Rabu (2/3/2016).
Meski banyak pekerja asing masuk ke Tanah Air, para pekerja di Indonesia optimistis mampu bersaing dengan mereka. “Kami pada dasarnya siap mengadapi MEA karena kami sudah mengantisipasi melalui peningkatan produktivitas kerja,” tandas Nanang.
Diberitakan sebelumnya, 2016 ditandai dengan serbuan pekerja asing ke Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka kunjungan pekerja asing paruh waktu pada Januari 2016 melonjak 73,46% bila dibandingkan Desember 2015.
Jika dibandingkan dengan Januari 2015, angkanya juga meningkat 69,30%. Pekerja asing dimaksud adalah warga negara asing (WNA) pengunjung singkat (kurang dari satu tahun) yang bekerja paruh waktu, misalnya di bidang konstruksi, konsultan, instruktur.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, jika peningkatan tersebut ada hubungannya dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah harus mengantisipasinya. “Menghadapi MEA ini harus diantisipasi. Jangan orang lain yang bekerja di sini, kitanya malah enggak kerja,” ujarnya di Gedung BPS Jakarta kemarin.
Berdasarkan data BPS, angka kunjungan pekerja asing paruh waktu pada Januari 2016 mencapai 25.238 kunjungan, naik dari Desember 2015 yang sebanyak 14.550 kunjungan. Kendati demikian, BPS belum bisa menyebutkan secara detail kewarganegaraan atau asal negara dari pekerja asing paruh waktu tersebut.
“Tenaga kerja di Indonesia selama ini tidak difasilitasi sejak awal untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA (Masyarakat EKonomi ASEAN). Buruh cenderung berjalan sendiri,” ujarnya, Rabu (2/3/2016).
Meski banyak pekerja asing masuk ke Tanah Air, para pekerja di Indonesia optimistis mampu bersaing dengan mereka. “Kami pada dasarnya siap mengadapi MEA karena kami sudah mengantisipasi melalui peningkatan produktivitas kerja,” tandas Nanang.
Diberitakan sebelumnya, 2016 ditandai dengan serbuan pekerja asing ke Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, angka kunjungan pekerja asing paruh waktu pada Januari 2016 melonjak 73,46% bila dibandingkan Desember 2015.
Jika dibandingkan dengan Januari 2015, angkanya juga meningkat 69,30%. Pekerja asing dimaksud adalah warga negara asing (WNA) pengunjung singkat (kurang dari satu tahun) yang bekerja paruh waktu, misalnya di bidang konstruksi, konsultan, instruktur.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, jika peningkatan tersebut ada hubungannya dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah harus mengantisipasinya. “Menghadapi MEA ini harus diantisipasi. Jangan orang lain yang bekerja di sini, kitanya malah enggak kerja,” ujarnya di Gedung BPS Jakarta kemarin.
Berdasarkan data BPS, angka kunjungan pekerja asing paruh waktu pada Januari 2016 mencapai 25.238 kunjungan, naik dari Desember 2015 yang sebanyak 14.550 kunjungan. Kendati demikian, BPS belum bisa menyebutkan secara detail kewarganegaraan atau asal negara dari pekerja asing paruh waktu tersebut.
(dmd)