Kegaduhan Positif Blok Masela dan Freeport
A
A
A
JAKARTA - Kegaduhan terkait pengembangan Blok Masela dan perdebatan panjang soal perpanjangan kontrak maupun izin ekspor PT Freeport Indonesia dinilai Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mempunyai efek positif. Menurutnya ada dua kategori terkait perdebatan yang terjadi antar menteri saat ini yakni perdebatan bermutu dan tidak.
(Baca Juga: Dua Menteri Ribut Blok Masela, 65% Karyawan Inpex Terancam PHK)
Dia menambahkan perseturuan dua pembantu presiden yakni Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terkait pembangunan kilang untuk Blok Masela adalah debat yang bermutu. Pasalnya perdebatan penggunaan skema kilang darat (onshore) atau laut (offshore) pada Blok Masela bertujuan untuk pembangunan Indonesia.
"Kalau ribut soal Blok Masela dan juga Freeport ini perlu, karena kaitannya biaya operasional yang di dalamnya ada uang negara," ujar Qodari dalam diskusi dengan Sindo Trijaya dengan tema 'Menteri Ribut Bikin Ribet' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (5/3/2016).
Lanjut dia perdebatan tersebut memiliki efek positif karena masyarakat bisa mengetahui keunggulan dan kekurangan kilang darat dan laut untuk Blok Masela. "Perdebatan tersebut memiliki unsur kemanfaatan. Saya fikir ini perlu sekali, ini gaduh yang positif, agar media dan publik paham titik mana yang penting," tuturnya.
Sementara perdebatan atau kegaduhan yang tidak bermutu, dia mencontohkan soal Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang menyindir Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar yang menyatakan kekesalannya terhadap Garuda karena ketinggalan pesawat dan terjebak delay.
"Kalau ribut menteri ketinggalan pesawat, maka menteri yang lain jangan ikut marah-marah, nggak perlu ikut nyindir-nyindir. Itu perdebatan yang tidak mutu," tandasnya.
(Baca Juga: Dua Menteri Ribut Blok Masela, 65% Karyawan Inpex Terancam PHK)
Dia menambahkan perseturuan dua pembantu presiden yakni Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terkait pembangunan kilang untuk Blok Masela adalah debat yang bermutu. Pasalnya perdebatan penggunaan skema kilang darat (onshore) atau laut (offshore) pada Blok Masela bertujuan untuk pembangunan Indonesia.
"Kalau ribut soal Blok Masela dan juga Freeport ini perlu, karena kaitannya biaya operasional yang di dalamnya ada uang negara," ujar Qodari dalam diskusi dengan Sindo Trijaya dengan tema 'Menteri Ribut Bikin Ribet' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (5/3/2016).
Lanjut dia perdebatan tersebut memiliki efek positif karena masyarakat bisa mengetahui keunggulan dan kekurangan kilang darat dan laut untuk Blok Masela. "Perdebatan tersebut memiliki unsur kemanfaatan. Saya fikir ini perlu sekali, ini gaduh yang positif, agar media dan publik paham titik mana yang penting," tuturnya.
Sementara perdebatan atau kegaduhan yang tidak bermutu, dia mencontohkan soal Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang menyindir Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar yang menyatakan kekesalannya terhadap Garuda karena ketinggalan pesawat dan terjebak delay.
"Kalau ribut menteri ketinggalan pesawat, maka menteri yang lain jangan ikut marah-marah, nggak perlu ikut nyindir-nyindir. Itu perdebatan yang tidak mutu," tandasnya.
(akr)