Sinyal Pertamina Gantikan Shell dalam Proyek Blok Masela Belum Terlihat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) menginginkan PT Pertamina (Persero) mengisi posisi Shell Upstream Overseas Ltd dalam proyek Blok Masela . Meski begitu, hingga kini pihak Pertamina belum memberikan kepastian apakah memiliki ketertarikan.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya tidak ingin memaksakan pihak Shell untuk menjual sebagian sahamnya kepada pihak Pertamina. Di mana, dalam proses divestasi tersebut, pemerintah akan melepaskan 35% saham anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc asal Belanda itu.
"Kami juga tidak bisa memaksa Shell untuk harus menjual ke Pertamina kalau Pertamina sendiri tidak menyampaikan keberminatan," kata Dwi di Jakarta, Senin (24/8/2020).
(Baca Juga: Proyek Abadi Blok Masela Baru Digarap 2,2%, Ini Updatenya )
Kendati demikian, Dwi menyebut, jika pihak Pertamina tertarik mengambil posisi Shell, maka mereka pun harus mengikuti tender seperti investor pada umumnya. Artinya, perusahaan yang tertarik untuk mengambil alih saham tersebut akan membuat proposal kepada Shell untuk selanjutnya diikutsertakan dalam proses tender.
"Kami minta secepatnya supaya tidak mengganggu proses project dan lain sebagainya," ujar Dwi.
Dwi juga meminta, kepada Komisi VII DPR untuk mendorong Pertamina untuk mengambil alih saham Shell di dalam proyek Blok Masela. Alasannya, karena Masela merupakan salah satu blog migas terbesar di Indonesia.
(Baca Juga: Mau Cabut dari Blok Masela, Shell Harus Nunggu 18 Bulan )
Setelah keputusan Shell hengkang, lanjut Dwi, pemerintah langsung memberikan persetujuan bahwa pihak manajemen Shell membuka data proyek Masela kepada calon perusahaan yang akan mengambil porsi saham partisipasi mereka. Bahkan, Shell sendiri juga telah menyampaikan perusahaan mana saja yang berpotensi masuk menggantikan mereka di proyek tersebut.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya tidak ingin memaksakan pihak Shell untuk menjual sebagian sahamnya kepada pihak Pertamina. Di mana, dalam proses divestasi tersebut, pemerintah akan melepaskan 35% saham anak perusahaan Royal Dutch Shell Plc asal Belanda itu.
"Kami juga tidak bisa memaksa Shell untuk harus menjual ke Pertamina kalau Pertamina sendiri tidak menyampaikan keberminatan," kata Dwi di Jakarta, Senin (24/8/2020).
(Baca Juga: Proyek Abadi Blok Masela Baru Digarap 2,2%, Ini Updatenya )
Kendati demikian, Dwi menyebut, jika pihak Pertamina tertarik mengambil posisi Shell, maka mereka pun harus mengikuti tender seperti investor pada umumnya. Artinya, perusahaan yang tertarik untuk mengambil alih saham tersebut akan membuat proposal kepada Shell untuk selanjutnya diikutsertakan dalam proses tender.
"Kami minta secepatnya supaya tidak mengganggu proses project dan lain sebagainya," ujar Dwi.
Dwi juga meminta, kepada Komisi VII DPR untuk mendorong Pertamina untuk mengambil alih saham Shell di dalam proyek Blok Masela. Alasannya, karena Masela merupakan salah satu blog migas terbesar di Indonesia.
(Baca Juga: Mau Cabut dari Blok Masela, Shell Harus Nunggu 18 Bulan )
Setelah keputusan Shell hengkang, lanjut Dwi, pemerintah langsung memberikan persetujuan bahwa pihak manajemen Shell membuka data proyek Masela kepada calon perusahaan yang akan mengambil porsi saham partisipasi mereka. Bahkan, Shell sendiri juga telah menyampaikan perusahaan mana saja yang berpotensi masuk menggantikan mereka di proyek tersebut.
(akr)