Soal Blok Masela, Ekonom Sebut Investasi Kilang Laut Tak Rasional

Sabtu, 05 Maret 2016 - 19:14 WIB
Soal Blok Masela, Ekonom...
Soal Blok Masela, Ekonom Sebut Investasi Kilang Laut Tak Rasional
A A A
JAKARTA - Investasi kilang laut untuk Blok Masela yang diklaim lebih murah dibandingkan kilang darat menurut pengamat ekonomi dari Sustainable Development Indonesia (SDI), Dradjad Wibowo tidak rasional. Dia mengatakan Inpex Corporation dan Royal Dutch Shell lewat konsultannya mengklaim investasi kilang lepas pantai lebih murah yakni USD14,8 miliar dibandingkan kilang darat sekitar USD19 miliar.

"Ini tidak rasional, blok gas lepas pantai yang dikerjakan oleh Australia yang jelas sumber gasnya saja, itu hanya setengahnya dari blok Masela. Investasi blok gas Australia itu sendiri telah memakan investasi mencapai USD12 miliar," ucap dia dalam diskusi bertajuk 'Blok Masela sesuai konstitusi' di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).

(Baca Juga: Teknologi Belum Teruji, Blok Masela Tak Tepat Pakai Kilang Laut)

Dia menambahkan jika apa yang dikatakan konsultan Inpex terkait pembangunan kilang lepas pantai untuk blok migas abadi di Maluku Selatan itu tidak masuk akal ketika cadangan gasnya lebih banyak dua kali lipat. "Terus, apa kita percaya dengan angka itu, kan tidak rasional," ungkapnya.

Sementara itu dia menilai perbedaan pendapat antara dua menteri terkait pemilihan kilang apa yang terbaik untuk Blok Masela ternyata membawa dampak positif untuk masyarakat. "Saya melihat ada sisi positifnya, seandainya tidak terjadi silang pendapat tersebut, masyarakat tidak tahu soal Blok Masela," sambungnya.

(Baca Juga: Konsultan Rekomendasikan Kilang Blok Masela Dibangun di Laut)

Lanjut dia jika keributan persoalan pengembangan Blok Masela terjadi hanya di ruang rapat kabinet, maka yang mengetahuinya hanya para menteri dan pihak-pihak terkait. Meski demikian menurutnya kegaduhan ini jangan terlalu. "‎Kegaduhan jangan terlalu lama, mudah-mudahan Blok Masela bisa dibawa kembali ke kebinet dan segera diputuskan oleh presiden," tutup Dradjad.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7135 seconds (0.1#10.140)