Irman Gusman: Kesadaran Wirausaha Dimulai dari Kampus
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Irman Gusman, hari ini memberikan orasi tentang Demokrasi dan Kewirausahaan dalam acara Dies Natalis ke-5 Tanri Abeng University di Tanri Abeng University Center (TAU Center) Jakarta. Dia menyampaikan penghargaannya atas misi Tanri Abeng University dalam melahirkan wirausahawan bisnis Indonesia yang profesional.
"Dunia pendidikan perlu menggeser pola ajarnya yang sebelumnya hanya menitikberatkan pada aspek kognitif menjadi pendidikan yang berbasis pembentukan karakter, termasuk karakter kewirausahaan," ujar Irman, Senin (7/3/2016).
Menurutnya, dunia pendidikan perlu didorong untuk memberikan kontribusi nyata dalam membangun dunia bisnis dan perekonomian di Tanah Air, terutama untuk mewadahi tumbuhnya pengusaha kecil dan mikro.
Dia menilai, meski Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, rendahnya jaminan bagi hak-hak sipil dan lemahnya penegakkan hukum masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa.
Dalam konteks ekonomi, salah satu syarat yang belum dipenuhi oleh Indonesia dalam berdemokrasi adalah lemahnya pemanfaatan kesempatan ekonomi dan masih kurangnya kesadaran kewirausahaan.
Meski demokrasi telah memberikan ruang yang luas bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk desentralisasi dan otonomi daerah serta berbagai perluasan kesempatan usaha, namun ruang itu belum dapat dimanfaatkan semua orang. Hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yang mampu terus mengembangkan kekayaannya secara luar biasa, jelasnya.
Irman menambahkan, Indonesia dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya dengan mendorong potensi kewirausahaan sebagai way of life yang mengandung nilai-nilai kreativitas, pemberdayaan, mental pantang menyerah, semangat dan inovasi. "Kewirausahaan tidak hanya dapat diterapkan dalam hal ekonomi namun juga di bidang politik, sosial, birokrasi dan sebagainya,” jelasnya.
Senator asal Sumatera Barat ini juga menyampaikan bahwa untuk dapat menjadi negara maju, Indonesia perlu memiliki sedikitnya 2% wirausahawan dari seluruh jumlah penduduk.
Saat ini, Indonesia baru memiliki 1,56% wirausahawan dari total jumlah penduduknya. Jumlah ini masih di bawah negara-negara ASEAN lain, seperti Singapura (dengan 7% wirausahawan), Malaysia (dengan 5% wirausahawan) dan Thailand (dengan 3% wirausahawan).
"Negara tentu harus menciptakan mekanisme, mewujudkan iklim dan menjamin kepastian usaha bagi tumbuhnya para wirausahawan baru. Termasuk misalnya dengan menentukan cluster-cluster usaha unggulan dan secara konsisten berpihak pada koperasi dan usaha mikro-kecil-menengah," tandasnya.
"Dunia pendidikan perlu menggeser pola ajarnya yang sebelumnya hanya menitikberatkan pada aspek kognitif menjadi pendidikan yang berbasis pembentukan karakter, termasuk karakter kewirausahaan," ujar Irman, Senin (7/3/2016).
Menurutnya, dunia pendidikan perlu didorong untuk memberikan kontribusi nyata dalam membangun dunia bisnis dan perekonomian di Tanah Air, terutama untuk mewadahi tumbuhnya pengusaha kecil dan mikro.
Dia menilai, meski Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, rendahnya jaminan bagi hak-hak sipil dan lemahnya penegakkan hukum masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa.
Dalam konteks ekonomi, salah satu syarat yang belum dipenuhi oleh Indonesia dalam berdemokrasi adalah lemahnya pemanfaatan kesempatan ekonomi dan masih kurangnya kesadaran kewirausahaan.
Meski demokrasi telah memberikan ruang yang luas bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk desentralisasi dan otonomi daerah serta berbagai perluasan kesempatan usaha, namun ruang itu belum dapat dimanfaatkan semua orang. Hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yang mampu terus mengembangkan kekayaannya secara luar biasa, jelasnya.
Irman menambahkan, Indonesia dapat meningkatkan kinerja ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya dengan mendorong potensi kewirausahaan sebagai way of life yang mengandung nilai-nilai kreativitas, pemberdayaan, mental pantang menyerah, semangat dan inovasi. "Kewirausahaan tidak hanya dapat diterapkan dalam hal ekonomi namun juga di bidang politik, sosial, birokrasi dan sebagainya,” jelasnya.
Senator asal Sumatera Barat ini juga menyampaikan bahwa untuk dapat menjadi negara maju, Indonesia perlu memiliki sedikitnya 2% wirausahawan dari seluruh jumlah penduduk.
Saat ini, Indonesia baru memiliki 1,56% wirausahawan dari total jumlah penduduknya. Jumlah ini masih di bawah negara-negara ASEAN lain, seperti Singapura (dengan 7% wirausahawan), Malaysia (dengan 5% wirausahawan) dan Thailand (dengan 3% wirausahawan).
"Negara tentu harus menciptakan mekanisme, mewujudkan iklim dan menjamin kepastian usaha bagi tumbuhnya para wirausahawan baru. Termasuk misalnya dengan menentukan cluster-cluster usaha unggulan dan secara konsisten berpihak pada koperasi dan usaha mikro-kecil-menengah," tandasnya.
(dmd)