Anak Usaha Pertamina Genjot Pembangunan PLTP Lahendong
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menunjukkan keseriusan dalam pengembangan sumber energi terbarukan. Hal ini dibuktikan dengan progress pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dilakukan PGE di daerah Tompaso–Sulawesi Utara lebih cepat dari target yang ditentukan.
Dirut PGE Irfan Zainuddin menerangkan PGE Area Lahendong merupakan wilayah WKP milik PGE yang mengoperasikan pemanfaatan panas bumi pada area geothermal di daerah Lahendong-Tomohon. Setelah mengembangkan dan mengoperasikan PLTP Unit 1,2,3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 20 MW sejak 2001 hingga 2011, mulai 2015 lalu PGE Area Lahendong memulai pengerjaan pembangunan PLTP Unit 5&6 dengan kapasitas 2X20 MW.
"Lahendong 1-4 memasok sekitar 40% kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan kami komit untuk terus meningkatkan pasokan listrik panas bumi melalui proyek-proyek baru, yaitu Lahendong unit 5 dan 6. Hingga akhir Februari tingkat kemajuan proyek telah mencapai 54,63% atau lebih cepat sekitar 2-3 bulan dari rencana," ucap dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/3/2016).
Sementara Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng yang berkunjung ke lokasi proyek di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa mengatakan percepatan pembangunan PLTP di Sulawesi Utara (Sulut) sangatlah penting untuk pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah tersebut. Sebab, saat ini Sulut masih mengalami defisit suplai listrik.
"Penambahan suplai listrik sebesar 2X20 MW dari PLTP Unit 5&6 ini tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Sulut mengingat saat ini masih terdapat daerah-daerah di Sulut yang belum teraliri listrik," imbuh dia.
PLTP Unit 5&6 merupakan proyek dengan total investasi sebesar USD282,07 juta dimana sejak tahap eksploitasi panas bumi hingga pembangkitan listrik dilakukan oleh PGE. Listrik yang diproduksi akan disalurkan kepada PT PLN (Persero).
Hal ini berbeda dengan PLTP Unit 1-4 dimana PGE hanya menyalurkan uap kepada PLN untuk kemudian membangkitkan listrik melalui PLTP milik PLN. Irfan melanjutkan, PGE dapat melaksanakan pengerjaan proyek PLTP Unit 5&6 lebih cepat karena dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah beserta masyarakat sekitar.
Dukungan tersebut di antaranya ditunjukkan dengan cepatnya proses pekerjaan dari tahap perijinan, pembebasan lahan, serta proses pelelangan yang tepat waktu. "Seluruh stakeholder terkait telah memahami kegiatan pengembangan panas bumi merupakan usaha pemenuhan listrik Sulut yang bertumpu pada energi terbarukan yang ramah lingkungan dan sejalan dengan Program Indonesia Terang yang baru-baru ini digalakkan oleh Kementerian ESDM," lanjutnya
Selain pencapaian di atas, PGE Area Lahendong juga berkomitmen terhadap keselamatan kerja (safety). Komitmen ini ditunjukkan dengan tidak adanya kecelakaan kerja selama 2015. Total waktu jam kerja tanpa kecelakaan selama 2015 adalah 2,3 juta jam kerja. “Hal-hal tersebut merupakan komitmen PGE untuk mensukseskan program kemandirian energi yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia,” tutup Irfan.
Dirut PGE Irfan Zainuddin menerangkan PGE Area Lahendong merupakan wilayah WKP milik PGE yang mengoperasikan pemanfaatan panas bumi pada area geothermal di daerah Lahendong-Tomohon. Setelah mengembangkan dan mengoperasikan PLTP Unit 1,2,3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 20 MW sejak 2001 hingga 2011, mulai 2015 lalu PGE Area Lahendong memulai pengerjaan pembangunan PLTP Unit 5&6 dengan kapasitas 2X20 MW.
"Lahendong 1-4 memasok sekitar 40% kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan kami komit untuk terus meningkatkan pasokan listrik panas bumi melalui proyek-proyek baru, yaitu Lahendong unit 5 dan 6. Hingga akhir Februari tingkat kemajuan proyek telah mencapai 54,63% atau lebih cepat sekitar 2-3 bulan dari rencana," ucap dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (9/3/2016).
Sementara Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng yang berkunjung ke lokasi proyek di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa mengatakan percepatan pembangunan PLTP di Sulawesi Utara (Sulut) sangatlah penting untuk pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah tersebut. Sebab, saat ini Sulut masih mengalami defisit suplai listrik.
"Penambahan suplai listrik sebesar 2X20 MW dari PLTP Unit 5&6 ini tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Sulut mengingat saat ini masih terdapat daerah-daerah di Sulut yang belum teraliri listrik," imbuh dia.
PLTP Unit 5&6 merupakan proyek dengan total investasi sebesar USD282,07 juta dimana sejak tahap eksploitasi panas bumi hingga pembangkitan listrik dilakukan oleh PGE. Listrik yang diproduksi akan disalurkan kepada PT PLN (Persero).
Hal ini berbeda dengan PLTP Unit 1-4 dimana PGE hanya menyalurkan uap kepada PLN untuk kemudian membangkitkan listrik melalui PLTP milik PLN. Irfan melanjutkan, PGE dapat melaksanakan pengerjaan proyek PLTP Unit 5&6 lebih cepat karena dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah beserta masyarakat sekitar.
Dukungan tersebut di antaranya ditunjukkan dengan cepatnya proses pekerjaan dari tahap perijinan, pembebasan lahan, serta proses pelelangan yang tepat waktu. "Seluruh stakeholder terkait telah memahami kegiatan pengembangan panas bumi merupakan usaha pemenuhan listrik Sulut yang bertumpu pada energi terbarukan yang ramah lingkungan dan sejalan dengan Program Indonesia Terang yang baru-baru ini digalakkan oleh Kementerian ESDM," lanjutnya
Selain pencapaian di atas, PGE Area Lahendong juga berkomitmen terhadap keselamatan kerja (safety). Komitmen ini ditunjukkan dengan tidak adanya kecelakaan kerja selama 2015. Total waktu jam kerja tanpa kecelakaan selama 2015 adalah 2,3 juta jam kerja. “Hal-hal tersebut merupakan komitmen PGE untuk mensukseskan program kemandirian energi yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia,” tutup Irfan.
(akr)