Ribut Blok Masela, RI Tertinggal dari Malaysia Soal FLNG

Kamis, 10 Maret 2016 - 14:51 WIB
Ribut Blok Masela, RI...
Ribut Blok Masela, RI Tertinggal dari Malaysia Soal FLNG
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Inas Nasrullah Zubir menilai, pemerintah Indonesia terlalu sibuk berdebat soal penetapan model pengolahan perencanaan pengembangan (plan of development/POD) di Lapangan Abadi, Blok Masela.

Padahal, Malaysia melalui Petronas telah berhasil menjadi negara pertama yang membangun fasilitas terapung gas alam cair (FLNG) yang diberi nama Petronas FLNG SATU. "Kita kalah dengan Malaysia yang sudah membangun FLNG. Padahal masih ada blok-blok gas lepas pantai di Indonesia yang seharusnya menjadi peluang Indonesia untuk membangun FLNG lainnya," katanya di Jakarta, Kamis (10/3/2016).

Sebagaimana diketahui saat ini Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tengah berbeda pendapat dengan Menteri ESDM Sudirman Said terkait pembangunan Blok Masela yang terapung atau darat. Banyak pihak menilai pembangunan pengolahan gas di lalut masih belum teruji keandalannya.

Namun, faktanya Malaysia Petronas membangun Petronas FLNG SATU dengan mitra strategisnya Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dan Technip, di galangan kapal DSME di Okpo, Korea Selatan.

Petronas FLNG SATU memiliki panjang 360 meter (1.180 kaki) panjang dan lebar 60 meter (197 kaki). Kapal FLNG akan ditambatkan di lapangan gas Kanowit Malaysia, 180 kilometer (112 mil) lepas pantai Sarawak dan memiliki kapasitas untuk memproduksi 1,2 juta ton LNG per tahun (MTPA).

FLNG ini akan memainkan peran penting dalam upaya Petronas untuk membuka atau memonetisasi cadangan gas di Malaysia yang terletak di lokasi lapangan terpencil (remote and stranded fields).

FLNG SATU diharapkan siap untuk dikirim pada kuartal II/2016. Teknologi FLNG dianggap sebagai game changer dalam bisnis LNG global karena fasilitas tersebut membuka jalan bagi peluang untuk memonetisasi sumber gas dari lapangan-lapangan yang jauh dan marginal dan sebaliknya akan menjadi tidak ekonomis untuk dikembangkan kalau memakai cara konvensional.

Awal pekan ini, Petronas mengumumkan bahwa mereka akan memotong pengeluaran pada 2016, langkah yang akan berdampak pada proyek-proyeknya saat ini. FLNG kedua tersebut sedang dibangun oleh Samsung Heavy Industries untuk dikirim ke lapangan Rotan, 130 kilometer (81 mil) lepas pantai Sabah, Malaysia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0780 seconds (0.1#10.140)