Potong Rantai Distribusi, Iwapi Akan Turunkan Harga Beras
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) akan menekan harga beras jenis premium hingga Rp7.500/liter ketika dipasaran, harganya masih berada di atas Rp10.000/liter. Ketua Iwapi, Nita Yudi mengatakan padahal harga beras premium di petani hanya sekitar Rp5.000/liter, tapi karena rantai distribusi yang panjang membuat harganya bisa melonjak.
"Harga beras premium di petani cuma Rp6.500/liter, kadang-kadang Rp5.000/liter tetapi sampe di pasar Rp13.000/liter. Kita potong rantai distribusinya dan kita akan jual harga beras premium hanya Rp7.500/liter," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Langkah tersebut, lanjut dia, dilakukan Iwapi untuk meningkatkan produktifitas pengusaha pangan nasional. Pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Kami juga sudah adakan MoU dengan Kementan, cuma dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) belum. Kementan kami tandatangan MoU untuk kedaulatan pangan karena sumber daya alam Indonesia melimpah," sambungnya.
Lebih lanjut dia, menyebutkan bahwa melimpahnya sumber daya alam tidak sebanding dengan kesejahteraan petani. Sebab, masih beredarnya para tengkulak yang membuat harga menjadi mahal.
"Petani Indonesia sangat miskin karena dibelinya oleh tengkulak. Oleh karena itu, dengan Kementan, kami akan buat toko tani Indonesia dan kerjasama dengan Bulog untuk membuat rumah pangan Indonesia," pungkasnya.
"Harga beras premium di petani cuma Rp6.500/liter, kadang-kadang Rp5.000/liter tetapi sampe di pasar Rp13.000/liter. Kita potong rantai distribusinya dan kita akan jual harga beras premium hanya Rp7.500/liter," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Langkah tersebut, lanjut dia, dilakukan Iwapi untuk meningkatkan produktifitas pengusaha pangan nasional. Pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Kami juga sudah adakan MoU dengan Kementan, cuma dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) belum. Kementan kami tandatangan MoU untuk kedaulatan pangan karena sumber daya alam Indonesia melimpah," sambungnya.
Lebih lanjut dia, menyebutkan bahwa melimpahnya sumber daya alam tidak sebanding dengan kesejahteraan petani. Sebab, masih beredarnya para tengkulak yang membuat harga menjadi mahal.
"Petani Indonesia sangat miskin karena dibelinya oleh tengkulak. Oleh karena itu, dengan Kementan, kami akan buat toko tani Indonesia dan kerjasama dengan Bulog untuk membuat rumah pangan Indonesia," pungkasnya.
(akr)