Pergerakan USD Mendatar, Ini Ramalan Rupiah Pekan Depan
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat (USD) masih cenderung mendatar. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah terhadap USD akan bergerak positif di kisaran Rp13.050-Rp13.150/USD.
"Apalagi kita lihat pergerakan USD masih flat. Masih ada tenaga rupiah bergerak positif," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).
Dia memperkirakan, rupiah akan bergerak menguat pada pekan depan melanjutkan penguatan akhir pekan kemarin. Terlebih jika hasil rilis neraca perdagangan nanti tercatat positif.
"Pekan depan pergerakan rupiah melanjutkan penguatan pada akhir pekan. Rilis neraca perdagangan kita akan dirilis, jika diasumsikan positif maka akan berimbas positif ke nilai tukar rupiah," katanya.
Sementara pemangkasan suku bunga Eropa hingga negatif, lanjut Reza, tidak berdampak signifikan terhadap rupiah, meski mata uang negara berkembang lainnya terkena imbas. "Suku bunga Eropa sempat negatif, Kamis atau Jumat. Dengan adanya pemangkasan suku bunga Eropa maka nilai tukar euro turut berimbas ke mata uang emerging market," tuturnya.
Dia menyebutkan, rupiah bisa bertahan karena kondisi makro ekonomi masih cukup positif. Ditambah pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan lanjutan.
"Karena di dalam negeri masih positif. Pemerintah akan keluarkan deregulasi kebijakan dan asumsi lebih baik maka memberikan dorongan bagi rupiah," pungkasnya.
"Apalagi kita lihat pergerakan USD masih flat. Masih ada tenaga rupiah bergerak positif," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).
Dia memperkirakan, rupiah akan bergerak menguat pada pekan depan melanjutkan penguatan akhir pekan kemarin. Terlebih jika hasil rilis neraca perdagangan nanti tercatat positif.
"Pekan depan pergerakan rupiah melanjutkan penguatan pada akhir pekan. Rilis neraca perdagangan kita akan dirilis, jika diasumsikan positif maka akan berimbas positif ke nilai tukar rupiah," katanya.
Sementara pemangkasan suku bunga Eropa hingga negatif, lanjut Reza, tidak berdampak signifikan terhadap rupiah, meski mata uang negara berkembang lainnya terkena imbas. "Suku bunga Eropa sempat negatif, Kamis atau Jumat. Dengan adanya pemangkasan suku bunga Eropa maka nilai tukar euro turut berimbas ke mata uang emerging market," tuturnya.
Dia menyebutkan, rupiah bisa bertahan karena kondisi makro ekonomi masih cukup positif. Ditambah pemerintah akan mengeluarkan paket kebijakan lanjutan.
"Karena di dalam negeri masih positif. Pemerintah akan keluarkan deregulasi kebijakan dan asumsi lebih baik maka memberikan dorongan bagi rupiah," pungkasnya.
(dmd)