Harga Minyak Brent Naik Tipis, WTI Malah Terkikis
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak brent pada awal perdagangan hari ini naik tipis dan minyak West Texas Intermediate (WTI) turun, di mana kelebihan pasokan global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi membebani pasar namun prospek produksi minyak mentah mendapatkan dukungan.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2016), minyak WTI diperdagangkan pada harga USD38,36 per barel pada pukul 00.55 GMT atau turun 14 sen dari posisi sebelumnya. Namun, harga minyak brent naik 3 sen menjadi USD40,42 per barel.
Morgan Stanley mengatakan, harga minyak telah cenderung dipercaya keluar, namun pihaknya tetap memperingatkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi dan produksi yang tinggi akan mencegah kenaikan tajam.
"Harga minyak sekarang tampaknya telah dipercaya, meskipun mereka cenderung tenang untuk sisa tahun ini sebelum mulai bergerak lebih tinggi pada 2017," kata Morgan Stanley.
Morgan Stanley juga mengatakan bahwa minyak murah tidak memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. "Ketika harga minyak jatuh di bawah biaya produksi, keuntungan pendapatan bagi konsumen akan lebih kecil dari biaya untuk produsen dan penurunan harga minyak menjadi negatif," katanya.
Untuk 2016, pihaknya tidak lagi mencari percepatan pertumbuhan PDB dan bahwa risiko resesi global sekarang 30%. Setelah harga minyak turun hingga 70% antara pertengahan 2014 dan awal 2016. Banyak analis memperkirakan pemulihan harga yang sederhana.
Badan Energi Internasional (IEA) pada Jumat mengatakan bahwa harga minyak telah cenderung terpuruk karena penurunan produksi di Amerika Serikat dan produsen lain di luar Timur Tengah yang didominasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2016), minyak WTI diperdagangkan pada harga USD38,36 per barel pada pukul 00.55 GMT atau turun 14 sen dari posisi sebelumnya. Namun, harga minyak brent naik 3 sen menjadi USD40,42 per barel.
Morgan Stanley mengatakan, harga minyak telah cenderung dipercaya keluar, namun pihaknya tetap memperingatkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi dan produksi yang tinggi akan mencegah kenaikan tajam.
"Harga minyak sekarang tampaknya telah dipercaya, meskipun mereka cenderung tenang untuk sisa tahun ini sebelum mulai bergerak lebih tinggi pada 2017," kata Morgan Stanley.
Morgan Stanley juga mengatakan bahwa minyak murah tidak memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. "Ketika harga minyak jatuh di bawah biaya produksi, keuntungan pendapatan bagi konsumen akan lebih kecil dari biaya untuk produsen dan penurunan harga minyak menjadi negatif," katanya.
Untuk 2016, pihaknya tidak lagi mencari percepatan pertumbuhan PDB dan bahwa risiko resesi global sekarang 30%. Setelah harga minyak turun hingga 70% antara pertengahan 2014 dan awal 2016. Banyak analis memperkirakan pemulihan harga yang sederhana.
Badan Energi Internasional (IEA) pada Jumat mengatakan bahwa harga minyak telah cenderung terpuruk karena penurunan produksi di Amerika Serikat dan produsen lain di luar Timur Tengah yang didominasi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
(izz)