Pertamina Diapresiasi Jalin Kerja Sama dengan Osaka Gas
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mendapatkan apresiasi positif terkait langkah kerja sama mereka dengan perusahaan energi kenamaan asal Jepang yakni Osaka Gas. Menurut Direktur Eksekutif Refor Miner Institute Komaidi Notonegoro kerja sama tersebut menjadi bukti kredibilitas Pertamina dalam mengelola gas tanah air.
“Tidak semua perusahaan berkesempatan bekerja sama dengan Osaka Gas. Selama ini Osaka Gas dikenal sulit dalam memilih mitra. Mereka sangat selektif dan cenderung untuk mandiri. Itu sebabnya, kerja sama ini menjadi tambahan catatan positif bagi Pertamina,” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/3/2016).
Lanjut dia, kerja sama ini sangat baik. Apalagi, dalam beberapa tahun ke depan, gas akan menggantikan peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai primadona. Terlebih dengan kondisi yang ada, bahwa di satu sisi cadangan minyak di Indonesia semakin terbatas dan di sisi lain bahwa cadangan gas yang justru cukup besar.
"Dengan begitu, Pertamina harus memanfaatkan seoptimal mungkin kerja sama tersebut. Pasalnya, selain akan menambah pengalaman di dunia internasional, juga akan semakin banyak nilai yang bisa digali Pertamina. Termasuk nilai-nilai pengelolaan gas internasional dan good corporate governance (GCG)," kata dia.
Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan, bahwa kerja sama antara Osaka Gas dan Pertamina, juga bisa menjadi penilaian objektif bagi pemerintah dalam menentukan siapa yang akan dipilih sebagai agregator gas. “Saya kira variabel-variabel seperti itu bisa menjadi pertimbangan, sebelum nenetapkan pihak-pihak tertentu sebagai pelaksana agregator,” lanjut dia.
Hal yang sama juga dikatakan Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhy yang memberi apresiasi kepada Pertamina. Menurutnya kerja sama tersebut sangat positif serta bisa memberikan pembelajaran lebih banyak dan transfer teknologi. "Itulah sebabnya, Pertamina harus memanfaatkan kerja sama tersebut seoptimal mungkin. Bahkan kalau perlu, lanjutnya, diberikan pula fasilitas dan kemudahan," katanya.
Dia mengatakan setuju jika dikatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan indikator keberhasilan Pertamina dalam pengelolaan gas dalam negeri. "Saya kira, ya. (Pertamina) dengan Pertagas-nya sudah mengambil peran yang cukup bagus,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan energi terintegrasi asal Jepang, Osaka Gas, baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding dengan PT Pertamina. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memperkuat bisnis liquefied natural gas (LNG) di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Osaka Gas akan memberikan pelatihan dalam rancangan, pembangunan dan pengoperasian terminal LNG dan jaringan pipa kepada pihak Pertamina. Osaka Gas berharap lewat kerjasama ini akan meningkatkan pelanggan gas baru, terutama dari perusahaan-perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Indonesia.
“Tidak semua perusahaan berkesempatan bekerja sama dengan Osaka Gas. Selama ini Osaka Gas dikenal sulit dalam memilih mitra. Mereka sangat selektif dan cenderung untuk mandiri. Itu sebabnya, kerja sama ini menjadi tambahan catatan positif bagi Pertamina,” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/3/2016).
Lanjut dia, kerja sama ini sangat baik. Apalagi, dalam beberapa tahun ke depan, gas akan menggantikan peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai primadona. Terlebih dengan kondisi yang ada, bahwa di satu sisi cadangan minyak di Indonesia semakin terbatas dan di sisi lain bahwa cadangan gas yang justru cukup besar.
"Dengan begitu, Pertamina harus memanfaatkan seoptimal mungkin kerja sama tersebut. Pasalnya, selain akan menambah pengalaman di dunia internasional, juga akan semakin banyak nilai yang bisa digali Pertamina. Termasuk nilai-nilai pengelolaan gas internasional dan good corporate governance (GCG)," kata dia.
Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan, bahwa kerja sama antara Osaka Gas dan Pertamina, juga bisa menjadi penilaian objektif bagi pemerintah dalam menentukan siapa yang akan dipilih sebagai agregator gas. “Saya kira variabel-variabel seperti itu bisa menjadi pertimbangan, sebelum nenetapkan pihak-pihak tertentu sebagai pelaksana agregator,” lanjut dia.
Hal yang sama juga dikatakan Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhy yang memberi apresiasi kepada Pertamina. Menurutnya kerja sama tersebut sangat positif serta bisa memberikan pembelajaran lebih banyak dan transfer teknologi. "Itulah sebabnya, Pertamina harus memanfaatkan kerja sama tersebut seoptimal mungkin. Bahkan kalau perlu, lanjutnya, diberikan pula fasilitas dan kemudahan," katanya.
Dia mengatakan setuju jika dikatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan indikator keberhasilan Pertamina dalam pengelolaan gas dalam negeri. "Saya kira, ya. (Pertamina) dengan Pertagas-nya sudah mengambil peran yang cukup bagus,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan energi terintegrasi asal Jepang, Osaka Gas, baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding dengan PT Pertamina. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memperkuat bisnis liquefied natural gas (LNG) di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Osaka Gas akan memberikan pelatihan dalam rancangan, pembangunan dan pengoperasian terminal LNG dan jaringan pipa kepada pihak Pertamina. Osaka Gas berharap lewat kerjasama ini akan meningkatkan pelanggan gas baru, terutama dari perusahaan-perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Indonesia.
(akr)