Triawan Ungkap Tiga Subsektor Ekonomi yang Memiliki Potensi Besar
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan, tiga subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan dipamerkan hingga mancanegara, yakni fashion, kuliner dan kriya. Ketiga potensi itu bisa membawa Indonesia maju dalam bidang ekonomi kreatif.
Triawan menuturkan, sebelum merambah ke mancanegara, akan lebih dikembangkan di dalam negeri terlebih dahulu agar semakin siap dipertontonkan di mancanegara.
"Fashion, kuliner dan kriya. Kita punya itu. Tiga itu akan kita kembangkan dulu di dalam negeri sebelum nantinya mereka go internasional. Kita matangkan dulu di sini," ujarnya di di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Untuk fashion, lanjut dia, saat ini sudah ada terselenggara Indonesia Fashion Week yang antusiasmenya luar biasa. Kemudian untuk kuliner setiap daerah di nusantara, ada makanan khasnya.
"Kemudian kriya, craft, kita punya kerajinan yang luar biasa bisa dikembangkan, seperti film yang multiplier effect luar biasa. Kuliner, musik, bisa masuk ke sana," katanya.
Ke depan, kata Triawan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah pembenahan ekonomi kreatif secara perlahan. "Kita enggak mau ada quick win. Misalnya, saya berjuang agar investasi asing untuk perfilman kita bisa masuk. Ini tidak pernah terjadi. Itu suatu langkah untuk benahi ekosistem perfilman. Nanti ada box office terintegrasi dan setiap orang bisa melihat itu," pungkasnya.
Triawan menuturkan, sebelum merambah ke mancanegara, akan lebih dikembangkan di dalam negeri terlebih dahulu agar semakin siap dipertontonkan di mancanegara.
"Fashion, kuliner dan kriya. Kita punya itu. Tiga itu akan kita kembangkan dulu di dalam negeri sebelum nantinya mereka go internasional. Kita matangkan dulu di sini," ujarnya di di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Untuk fashion, lanjut dia, saat ini sudah ada terselenggara Indonesia Fashion Week yang antusiasmenya luar biasa. Kemudian untuk kuliner setiap daerah di nusantara, ada makanan khasnya.
"Kemudian kriya, craft, kita punya kerajinan yang luar biasa bisa dikembangkan, seperti film yang multiplier effect luar biasa. Kuliner, musik, bisa masuk ke sana," katanya.
Ke depan, kata Triawan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah pembenahan ekonomi kreatif secara perlahan. "Kita enggak mau ada quick win. Misalnya, saya berjuang agar investasi asing untuk perfilman kita bisa masuk. Ini tidak pernah terjadi. Itu suatu langkah untuk benahi ekosistem perfilman. Nanti ada box office terintegrasi dan setiap orang bisa melihat itu," pungkasnya.
(dmd)