Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Persediaan Minyak AS

Rabu, 16 Maret 2016 - 09:08 WIB
Harga Minyak Dunia Naik...
Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Persediaan Minyak AS
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada perdagangan Rabu pagi naik setelah pada sesi sebelumnya jatuh. Di mana produsen AS menunjukkan tanda-tanda peningkatan kesulitan keuangan dan fokusnya bergeser pada data persediaan minyak AS.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/3/2016), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan sebesar USD36,94 per barel pada pukul 01.17 GMT (Rabu pagi WIB) atau naik 60 sen dari posisi terakhir. Sementara, harga minyak brent naik 40 sen menjadi USD39,14 per barel.

Pada sesi sebelumnya, harga minyak mentah sempat anjlok hingga 2%. Data persediaan awal dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik 1,5 juta barel pekan lalu, tapi kurang dari setengah atas apa yang diharapkan oleh jajak pendapat analis.

Badan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (US Energy Information Administration/EIA) akan mengeluarkan angka persediaan resmi, yang telah mencapai rekor berturut-turut selama beberapa pekan terakhir.

"Fokus pada persediaan minyak AS akan semakin besar pekan ini setelah beberapa keuntungan yang kuat baru-baru ini. Membangun di tengah tanda-tanda kelemahan dalam permintaan bensin bisa melihat harga di bawah tekanan lebih lanjut," kata ANZ Bank hari ini.

Para pedagang mengatakan bahwa prospek produksi minyak AS jatuh juga mendukung pasar. Di aman produsen minyak AS, Linn Energy (LINE.O) kemarin mengatakan bahwa kebangkrutan mungkin tidak dapat dihindari karena perusahaan tidak bisa melakukan pembayaran bunga saat terjadi penurunan harga minyak.

Meskipun pada hari ini terjadi kenaikan harga, pasar minyak tetap mantap oleh overhang pasokan global yang melihat lebih dari 1 juta barel minyak mentah dipompa setiap hari lebih dari permintaan.

Ada beberapa tanda-tanda perubahan fundamental. Sementara produsen besar seperti Arab Saudi dan Rusia telah mengusulkan untuk membekukan produksi mereka pada Januari, masing-masing mendekati rekor lebih dari 10 juta barel per hari (bph), namun yang lain menolak untuk bekerja sama.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0706 seconds (0.1#10.140)