Jokowi Dinilai Ambisius Kejar Rangking Kemudahan Bisnis
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik mengatakan, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengejar ranking 40 tingkat dunia dalam kemudahan berbisnis (ease of doing business) merupakan target ambisius. Butuh kerja keras dan koordinasi baik dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) agar targetnya tercapai.
Saat ini, peringkat Indonesia dalam kemudahan berbisnis memang masih berada pada urutan ke-109. Presiden Jokowi pun mengaku malu lantaran Indonesia harus kalah dengan negara lain di lingkungan ASEAN.
"Targetnya ke-40, itu baik tapi cukup ambisius. Itu butuh kerja keras, harus ada kerja sama. Jadi bukan hanya tugasnya BKPM (Badan Koorrdinasi Penanaman Modal), tapi semua kementerian dan lembaga. Jadi menurut saya targetnya sangat brilian," katanya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Kendati demikian, dia menilai bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan meluncurkan berbagai paket kebijakan ekonomi dan deregulasi merupakan langkah tepat untuk menuju target tersebut. Apalagi, pemerintah juga telah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang mampu mendongkrak iklim investasi di Tanah Air.
Karena itu, Dubes Inggris ini mengaku optimistis Indonesia bisa mencapai target tersebut. Bahkan, Indonesia memiliki potensi menjadi penggerak perekonomian di Asia. "Kami percaya masa depan Asia tidak hanya bergantung dari China dan India tapi juga Indonesia. Indonesia punya size 250 juta orang. Jadi, kami ingin melihat Indonesia sukses," pungkas dia.
Saat ini, peringkat Indonesia dalam kemudahan berbisnis memang masih berada pada urutan ke-109. Presiden Jokowi pun mengaku malu lantaran Indonesia harus kalah dengan negara lain di lingkungan ASEAN.
"Targetnya ke-40, itu baik tapi cukup ambisius. Itu butuh kerja keras, harus ada kerja sama. Jadi bukan hanya tugasnya BKPM (Badan Koorrdinasi Penanaman Modal), tapi semua kementerian dan lembaga. Jadi menurut saya targetnya sangat brilian," katanya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Kendati demikian, dia menilai bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan meluncurkan berbagai paket kebijakan ekonomi dan deregulasi merupakan langkah tepat untuk menuju target tersebut. Apalagi, pemerintah juga telah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang mampu mendongkrak iklim investasi di Tanah Air.
Karena itu, Dubes Inggris ini mengaku optimistis Indonesia bisa mencapai target tersebut. Bahkan, Indonesia memiliki potensi menjadi penggerak perekonomian di Asia. "Kami percaya masa depan Asia tidak hanya bergantung dari China dan India tapi juga Indonesia. Indonesia punya size 250 juta orang. Jadi, kami ingin melihat Indonesia sukses," pungkas dia.
(izz)