BI Rate Diminta Pengusaha Menjadi 5,00%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diyakini masih punya ruang menurunkan kembali suku bunga acuan (BI rate) hingga menyentuh angka atau rate 5,00%. Hal ini disampaikan Corporate Communications GM Transmart Carrefour, Satria Hamid yang menurutnya hal tersebut akan meningkatkan daya saing Indonesia terhadap negara-negara lain di ASEAN.
Tercatat sepanjang tahun ini BI sudah 3 kali menurunkan tingkat suku bunga sejak Januari 2016. Dari 7,25% di Januari, 7,00% di Februari 2016 dan 6,25% di Maret 2016 lalu. "Seharusnya bisa di angka 5% an. Malaysia itu kalau tidak salah 5% juga. Nah itu kita sepertinya bisa kalau turun lagi sampai 5%. Karena untuk meningkatkan kompetitifnes kita terhadap negara-negara ASEAN," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Dia menambahkan, penurunan menjadi kepala 5 tersebut juga penting, lantaran Indonesia sedang berada di trend masyarakat ekonomi asean (MEA) yang setiap saat harus selalu berkompetisi dengan negara tetangga. "Dengan adanya MEA, kita harus lebih bisa bersaing. Kalau masih tinggi bunga banknya, tentunya kita akan kalah bersaing dengan negara-negara tersebut," tutupnya.
Senada dengan itu, Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengungkapkan masih ada ruang pelonggaran untuk Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga bank sentral. Namun penurunan ini tentunya akan dilakukan hati-hati oleh Bank Indonesia.
"Saya pikir, ruang itu memang ada, tapi itu subjeknya begini, apakah nanti pemerintah jadi menurunkan harga BBM lagi atau tidak. Kalau kita lihat dari press rilisnya BI sendiri memang disitu ada kata-kata bahwa BI akan lebih berhati-hati lagi kedepanya. Karena penurunannya juga sudah 3 bulan berturut-turut. Dan saya pikir BI akan melakukan assesment dulu, atas dampak dari penurunan BI rate ini," kata dia.
Tercatat sepanjang tahun ini BI sudah 3 kali menurunkan tingkat suku bunga sejak Januari 2016. Dari 7,25% di Januari, 7,00% di Februari 2016 dan 6,25% di Maret 2016 lalu. "Seharusnya bisa di angka 5% an. Malaysia itu kalau tidak salah 5% juga. Nah itu kita sepertinya bisa kalau turun lagi sampai 5%. Karena untuk meningkatkan kompetitifnes kita terhadap negara-negara ASEAN," kata dia kepada Sindonews, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Dia menambahkan, penurunan menjadi kepala 5 tersebut juga penting, lantaran Indonesia sedang berada di trend masyarakat ekonomi asean (MEA) yang setiap saat harus selalu berkompetisi dengan negara tetangga. "Dengan adanya MEA, kita harus lebih bisa bersaing. Kalau masih tinggi bunga banknya, tentunya kita akan kalah bersaing dengan negara-negara tersebut," tutupnya.
Senada dengan itu, Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengungkapkan masih ada ruang pelonggaran untuk Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga bank sentral. Namun penurunan ini tentunya akan dilakukan hati-hati oleh Bank Indonesia.
"Saya pikir, ruang itu memang ada, tapi itu subjeknya begini, apakah nanti pemerintah jadi menurunkan harga BBM lagi atau tidak. Kalau kita lihat dari press rilisnya BI sendiri memang disitu ada kata-kata bahwa BI akan lebih berhati-hati lagi kedepanya. Karena penurunannya juga sudah 3 bulan berturut-turut. Dan saya pikir BI akan melakukan assesment dulu, atas dampak dari penurunan BI rate ini," kata dia.
(akr)