Harga Minyak Dunia Rebound Terdorong Pasar Saham
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah berjangka rebound dalam perdagangan Asia hari ini, Rabu (30/3/2016) didukung stok yang mulai berkurang. Melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) dan membaiknya Wall Street setelah pernyataan The Fed juga memberikan dukungan, meski ada kekhawatiran pasokan dari produsen akan kembali meningkat dalam beberapa pekan mendatang.
Dilansir Reuters, minyak Brent tercatat naik 40 sen menjadi USD39,54 per barel pada pukul 01.04 GMT, setelah bertahan di posisi USD1,13 dalam sesi sebelumnya. Harga minyak mentah AS juga menanjak naik 45 sen menjadi USD38,73 per barel ketika sempat mengakhiri sesi sebelumnya dengan penurunan USD1,11.
Harga minyak global sempat jatuh 3% pada sesi sebelumnya setelah Kuwait dan Arab Saudi mengatakan akan melanjutkan produksi sebesar 300.000 barel per hari di Khafji yang dioperasikan secara bersama-sama ketika produksi seharusnya mulai ditekan.
"Pada zona Asia terlihat sedikit bertahan dan cenderung mendatar. Sikap yang paling dominan adalah mereka menunggu dan melihat berapa angka dalam administrasi informasi energi," jelas Kepala Analis CMC Markets, Ric Spooner.
EIA pada hari ini juga merilis resmi terkait data persediaan minyak mentah. Stok minyak mentah AS pekan lalu mencapai 2,6 juta barel untuk 534,4 juta barel berdasarkan data dari industri grup American Petroleum Institute. Data tersebut kurang dari ekspektasi analis sebelumnya yakni 3,3 juta barel, meski masih menjadi rekor tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.
"Pasar juga melihat bagaimana pergerakan mata uang. Ini sedikit membingungkan untuk pasar kemarin, untuk melihat harga minyak jatuh pada waktu yang sama ketika USD melemah," tutup Spooner.
Dilansir Reuters, minyak Brent tercatat naik 40 sen menjadi USD39,54 per barel pada pukul 01.04 GMT, setelah bertahan di posisi USD1,13 dalam sesi sebelumnya. Harga minyak mentah AS juga menanjak naik 45 sen menjadi USD38,73 per barel ketika sempat mengakhiri sesi sebelumnya dengan penurunan USD1,11.
Harga minyak global sempat jatuh 3% pada sesi sebelumnya setelah Kuwait dan Arab Saudi mengatakan akan melanjutkan produksi sebesar 300.000 barel per hari di Khafji yang dioperasikan secara bersama-sama ketika produksi seharusnya mulai ditekan.
"Pada zona Asia terlihat sedikit bertahan dan cenderung mendatar. Sikap yang paling dominan adalah mereka menunggu dan melihat berapa angka dalam administrasi informasi energi," jelas Kepala Analis CMC Markets, Ric Spooner.
EIA pada hari ini juga merilis resmi terkait data persediaan minyak mentah. Stok minyak mentah AS pekan lalu mencapai 2,6 juta barel untuk 534,4 juta barel berdasarkan data dari industri grup American Petroleum Institute. Data tersebut kurang dari ekspektasi analis sebelumnya yakni 3,3 juta barel, meski masih menjadi rekor tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.
"Pasar juga melihat bagaimana pergerakan mata uang. Ini sedikit membingungkan untuk pasar kemarin, untuk melihat harga minyak jatuh pada waktu yang sama ketika USD melemah," tutup Spooner.
(akr)