Harga Minyak Dunia Turun Lagi Lebih dari 2%
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak dunia turun lebih dari 2%, dengan minyak brent menyentuh posisi terendah dalam satu bulan, karena investor meragukan bahwa negara-negara penghasil minyak akan membekukan produksi untuk mengendalikan kelebihan pasokan di seluruh dunia.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2016), harha minyak brent turun 98 sen atau 2,5% menjadi USD37,69 per barel, menyentuh posisi terendah pada 4 Maret di posisi USD37,60. Hal ini turun 11% dari posisi tinggi selama 2016 di level USD42,54.
Sementara, harga minyak mentah AS juga turun USD1,09 atau hampir 3% nenjadi USD35,70 per barel, setelah sempat rebound karena berita tentang pemadaman pada pipa Keystone yang merupakan salah satu jaringan minyak ke hub penyimpanan di Cushing, Oklahoma.
Minyak mentah berjangka AS hanya mendapat dukungan singkat dari pemadaman pada pipa yang membantu memberikan minyak ke hub penyimpanan AS. Trader khawatir bahwa stok minyak mentah AS mungkin mencapai rekor tertinggi untuk pekan kedelapan berturut-turut. Harga minyak tetap naik sekitar 40% dari posisi terendah dalam 12 tahun pada pertengahan Februari.
Minyak mentah AS telah anjlok 15% dari posiai puncak 2016 di level USD 41,90 yang terjadi pada 22 Maret. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak utama lainnya akan bertemu di Doha, Qatar dalam dua pekan untuk membahas rencana pembekuan produksi.
Namun, prospek kesepakatan terlihat redup, di mana Arab Saudi menolak untuk berpartisipasi dalam rencana tersebut tanpa partisipasi Iran. Sementara Rusia melaporkan produksi tertinggi dalam 30 tahun hanya beberapa pekan sebelum pertemuan.
Data pemerintah AS pada Jumat menunjukkan hedge fund memotong posisi net long mereka dalam minyak mentah AS selama sepekan pada 29 Maret untuk pertama kalinya dalam enam pekan.
Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 3,3 juta barel pekan lalu untuk rekor tertinggi pekan kedelapan. Menambah sentimen bearish adalah data yang menunjukkan permintaan bensin di luar AS turun pada Januari dari tahun sebelumnya, gertakan beruntun dalam 14 bulan dari tahun ke tahun meningkat.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2016), harha minyak brent turun 98 sen atau 2,5% menjadi USD37,69 per barel, menyentuh posisi terendah pada 4 Maret di posisi USD37,60. Hal ini turun 11% dari posisi tinggi selama 2016 di level USD42,54.
Sementara, harga minyak mentah AS juga turun USD1,09 atau hampir 3% nenjadi USD35,70 per barel, setelah sempat rebound karena berita tentang pemadaman pada pipa Keystone yang merupakan salah satu jaringan minyak ke hub penyimpanan di Cushing, Oklahoma.
Minyak mentah berjangka AS hanya mendapat dukungan singkat dari pemadaman pada pipa yang membantu memberikan minyak ke hub penyimpanan AS. Trader khawatir bahwa stok minyak mentah AS mungkin mencapai rekor tertinggi untuk pekan kedelapan berturut-turut. Harga minyak tetap naik sekitar 40% dari posisi terendah dalam 12 tahun pada pertengahan Februari.
Minyak mentah AS telah anjlok 15% dari posiai puncak 2016 di level USD 41,90 yang terjadi pada 22 Maret. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak utama lainnya akan bertemu di Doha, Qatar dalam dua pekan untuk membahas rencana pembekuan produksi.
Namun, prospek kesepakatan terlihat redup, di mana Arab Saudi menolak untuk berpartisipasi dalam rencana tersebut tanpa partisipasi Iran. Sementara Rusia melaporkan produksi tertinggi dalam 30 tahun hanya beberapa pekan sebelum pertemuan.
Data pemerintah AS pada Jumat menunjukkan hedge fund memotong posisi net long mereka dalam minyak mentah AS selama sepekan pada 29 Maret untuk pertama kalinya dalam enam pekan.
Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah AS naik 3,3 juta barel pekan lalu untuk rekor tertinggi pekan kedelapan. Menambah sentimen bearish adalah data yang menunjukkan permintaan bensin di luar AS turun pada Januari dari tahun sebelumnya, gertakan beruntun dalam 14 bulan dari tahun ke tahun meningkat.
(izz)